Find Us On Social Media :

Begini Cara Hitung Weton dan Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Manusia

By Afif Khoirul M, Kamis, 30 Maret 2023 | 13:20 WIB

Ilustrasi - Weton pengaruhi kehidupan.

Intisari-online.com - Weton adalah istilah dalam bahasa Jawa yang berarti hari kelahiran.

Weton merupakan gabungan antara hari dalam seminggu (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu) dengan lima hari pasaran Jawa (Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon).

Perputaran weton berulang setiap 35 hari (7 x 5), sehingga hari lahir seseorang akan berulang setiap lima minggu.

Weton memiliki makna penting dalam kebudayaan dan kepercayaan Jawa.

Dipercaya dapat menunjukkan sifat, karakter, dan nasib seseorang berdasarkan hari dan pasaran kelahirannya.

Juga digunakan untuk menentukan hari baik atau buruk untuk melakukan berbagai kegiatan penting seperti menikah, pindah rumah, membangun rumah, menanam padi, dan lain-lain.

Selain itu, weton juga dapat digunakan untuk meramal kecocokan jodoh antara dua orang.

Untuk menghitung weton seseorang, kita perlu mengetahui hari dan pasaran kelahirannya.

Hari dan pasaran dapat dicari dengan menggunakan kalender Jawa atau aplikasi online.

Setelah mengetahui hari dan pasaran kelahirannya, kita dapat mencari jumlah neptu wetonnya.

Neptu adalah jumlah angka dari hari dan pasaran.

Baca Juga: Cara Lengkap Hitung Kecocokan dan Ketidakcocokan Jodoh Menurut Weton Jawa

Setiap hari dan pasaran memiliki angka tertentu sebagai berikut:

Berikut adalah tabel neptu:

Senin= 4

Selasa= 3

Senin= 4

Selasa= 3

Rabu= 7

Kamis= 8

Jumat= 6

Sabtu= 9

Minggu= 5

Kemudian untuk jumlah neptu adalah sebagai berikut :

Baca Juga: Cara Melihat Watak Seseorang Berdasarkan Weton Jawa

Legi = 5

Pon = 9

Pahing = 7

Wage = 4

Kliwon = 8

Untuk mendapatkan neptu weton, kita cukup menjumlahkan angka dari hari dan pasaran kelahiran.

Misalnya, jika seseorang lahir pada Minggu Pahing, maka neptunya adalah 5 + 9 = 14.

Neptu weton dapat digunakan untuk mengetahui watak dan rejeki seseorang.

Selain neptu weton, ada juga neptu tahun atau warsa.

Warsa adalah jumlah angka dari tahun kelahiran seseorang dalam penanggalan Jawa.

Setiap tahun dalam penanggalan Jawa memiliki nama yang terdiri dari dua kata.

Baca Juga: 6 Weton Jawa yang Memiliki Daya Tarik Luar Biasa bagi Lawan Jenis

Kata pertama adalah nama dari salah satu dari delapan dewa penjaga mata angin (Brahma, Iswara, Mahadewa, Wisnu, Sambu, Rudra, Maheswara, Siwa).

Kata kedua adalah nama dari salah satu dari lima unsur alam (Taru/Tahun/Logam/Kayu/Air/Tanah/Api/Angin).

Setiap nama dewa dan unsur memiliki angka tertentu sebagai berikut:

Brahma= 6

Iswara= 5

Mahadewa= 8

Wisnu= 4

Sambu= 9

Rudra= 7

Maheswara= 3

Siwa= 1

Unsur angka sebagai beriku :

Taru=8

Tahun=9

Logam=6

Kayu=7

Air= 4

Tanah= 5

Api= 2

Angin= 3

Untuk mendapatkan warsa, kita cukup menjumlahkan angka dari nama dewa dan unsur tahun kelahiran.

Misalnya, jika seseorang lahir pada tahun Wisnu Tahun, maka warsanya adalah 4 + 9 = 13.

Warsa dapat digunakan untuk mengetahui nasib seseorang dalam setiap tahunnya.

Untuk mendapatkan sasi, kita cukup menjumlahkan angka dari nama dewa dan unsur bulan kelahiran.

Misalnya, jika seseorang lahir pada bulan Indra Taru, maka sasinya adalah 4 + 8 = 12.

Sasi dapat digunakan untuk mengetahui nasib seseorang dalam setiap bulannya.

Dengan mengetahui weton, warsa, dan sasi seseorang, kita dapat mengetahui pengaruhnya terhadap kehidupan seseorang.

Pengaruh ini dapat berupa watak, rejeki, jodoh, kesehatan, keselamatan, dan lain-lain.

Pengaruh ini dapat berbeda-beda tergantung pada kombinasi angka-angka yang dimiliki oleh seseorang.

Ada beberapa angka yang dianggap membawa peruntungan baik atau buruk bagi seseorang.

Berikut adalah beberapa contohnya:

Angka ganjil (1,3,5,7,9) dianggap lebih baik daripada angka genap (2,4,6,8) karena angka ganjil melambangkan kekuatan dan kemajuan.

- Angka delapan (8) dianggap paling baik karena melambangkan kemakmuran dan keberuntungan.

- Angka sembilan (9) dianggap paling buruk karena melambangkan kesengsaraan dan kematian.

- Angka empat (4) dianggap kurang baik karena melambangkan kemunduran dan kehancuran.

- Angka lima (5) dianggap netral karena melambangkan keseimbangan dan ketenangan.