Penulis
Intisari-Online.com -Kang Dong Won dan Jun Ji Hyun akan segera beradu akting dalam drama The North Star.
Drama ini merupakan drama pertama Jun Ji Hyun setelah hiatus selama empat tahun.
Sementara itu, Kang Dong Won juga kembali ke layar kaca setelah 13 tahun berfokus di layar lebar
Namun, di balik kesuksesan dan popularitas mereka, ada satu hal yang terus menghantui kariernya Kang Dong Won.
Hal itu adalah isu keturunan pro-Jepang yang menimpa keluarganya.
Isu Keturunan Pro-Jepang
Isu ini pertama kali mencuat pada tahun 2017, ketika seorang netizen mengungkapkan bahwa kakek buyut Kang Dong Won adalah Lee Jong Man.
Dia diketahui sebagai seorang pejabat pro-Jepang yang bekerja untuk pemerintah kolonial Jepang di Korea.
Selain itu, Lee Jong Man juga dikenal sebagai orang yang membantu Jepang dalam menindas rakyat Korea dan merebut tanah-tanah mereka.
Netizen tersebut juga menyebutkan bahwa Kang Dong Won masih memiliki hubungan keluarga dengan Lee Jong Man dan mendapatkan warisan darinya.
Baca Juga: Kang Dong Won: Aktor Senior Korea Selatan yang Karirnya Meredup karena 'Dosa' Masa Lalu
Kang Dong Won awalnya membantah isu tersebut dan mengklaim bahwa ia tidak memiliki hubungan darah dengan Lee Jong Man.
Namun, setelah ditelusuri lebih lanjut oleh media dan organisasi masyarakat sipil, ternyata Kang Dong Won memang merupakan keturunan langsung dari Lee Jong Man.
Hal ini membuat banyak orang marah dan kecewa dengan Kang Dong Won.
Beberapa penggemar bahkan mengembalikan barang-barang yang berhubungan dengan Kang Dong Won sebagai bentuk protes.
Dampak pada Karier
Isu keturunan pro-Jepang ini tentu saja berdampak negatif pada karier Kang Dong Won.
Banyak proyek film dan iklan yang dibatalkan atau ditunda karena kontroversi ini.
Beberapa sutradara dan aktor juga menghindari bekerja sama dengan Kang Dong Won karena takut terkena imbasnya.
Bahkan, beberapa negara seperti Cina dan Taiwan juga melarang penayangan film-film Kang Dong Won di sana.
Meskipun begitu, Kang Dong Won tidak menyerah dan terus berusaha untuk memperbaiki citranya.
Ia meminta maaf kepada publik atas kesalahannya dan berjanji untuk belajar lebih banyak tentang sejarah Korea.
Ia juga berpartisipasi dalam beberapa kegiatan sosial dan kemanusiaan untuk menunjukkan sisi baiknya.
Ia berharap bahwa dengan waktu, orang-orang akan bisa memaafkannya dan menerimanya kembali.
Sejarah Pendudukan Jepang di Korea Selatan
Korea Selatan adalah salah satu negara di Asia Timur yang pernah mengalami penjajahan oleh Jepang selama 35 tahun, dari tahun 1910 hingga 1945.
Penjajahan ini merupakan bagian dari ekspansi imperialisme Jepang yang ingin menguasai wilayah Asia dan Pasifik.
Penjajahan Jepang di Korea Selatan dimulai dengan Perjanjian Eulsa pada tahun 1905, yang menjadikan Korea sebagai protektorat Jepang.
Perjanjian ini ditandatangani tanpa persetujuan dari Kaisar Gojong dan Wali Kaisar Sunjong, yang merupakan penguasa Kekaisaran Korea saat itu.
Perjanjian ini juga melanggar perjanjian sebelumnya antara Korea dan Jepang yang menjamin kemerdekaan Korea.
Pada tahun 1910, Jepang secara resmi mencaplok Korea dengan Perjanjian Jepang-Korea 1910, yang menghapus kedaulatan Korea dan mengubah namanya menjadi Chosen.
Nama ini diakui secara internasional hingga akhir pendudukan Jepang. Sejak saat itu, Jepang melakukan berbagai kebijakan untuk menindas rakyat Korea dan menghapus identitas nasional mereka.
Beberapa kebijakan tersebut antara lain adalah pembatasan hak politik dan sipil, pengenaan pajak dan kerja paksa, penyerobotan tanah dan sumber daya alam, penindasan budaya dan agama, serta perekrutan wanita Korea sebagai jugun ianfu atau penghibur seks bagi tentara Jepang.
Baca Juga: 5 Sekte Paling Terkenal dalam Sejarah, Ada yang Akibatkan Kematian Massal Ratusan Pengikutnya