Dilaporkan Tembakkan 130 Rudal ke Korea Selatan, AS Waspada Senjata Berbahaya dari Korea Utara Ini

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Rudal Korea Utara
Rudal Korea Utara

Intisari-online.com - Menurut militer Korea Selatan, Korea Utara telah melanggar perjanjian antar-Korea tahun 2018.

Dimaksudkan untuk mengurangi ketegangan dengan menembakkan 130 peluru artileri ke laut lepas pantai timur dan baratnya pada Senin pagi.

Korea Utara diduga mendeteksi latihan militer yang dilakukan oleh Korea Selatan.

Komunikasi peringatan lisan dikirim ke pihak Korea Utara, menurut pernyataan dari Kepala Staf Gabungan Korea Selatan.

Demonstrasi kekuatan militer terbaru dari pemimpin Kim Jong-un melihat peluru mendarat di zona penyangga dekat perbatasan laut, menurut sebuah laporan.

Sementara itu disisi lain Amerika khawatirkan senjata militer terbaru Korea Utara juga telah siap digunakan.

Pihak AS percaya bahwa Korea Utara telah menyelesaikan persiapan untuk uji coba nuklir ketujuh.

Oleh karena itu Washington siap untuk segala kemungkinan.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan Washington sedang bekerja dengan sekutunya.

Untuk mempersiapkan segala kemungkinan yang berasal dari Korea Utara.

Berbicara kepada wartawan, juru bicara Departemen Luar Negeri AS.

Baca Juga: Heboh Usai Eksekusi 2 Bocah SMA Gara-Gara Nonton Drakor, Korea Utara Bombardir Korea Selatan Dengan Rudal

Ned Price mengatakan uji coba nuklir oleh Korea Utara akan menjadi "eskalasi serius".

Setelah negara itu melakukan serangkaian uji coba rudal balistik dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Ketika ditanya tentang kemungkinan uji coba nuklir oleh Korea Utara.

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri menjawab, "Kami telah membahasnya secara rinci dalam beberapa bulan terakhir."

"Selama beberapa minggu terakhir, kami telah berbicara tentang tanda-tanda bahwa Korea Utara telah menyelesaikan persiapan untuk uji coba nuklir ketujuh," katanya.

Korea Utara terakhir kali melakukan uji coba nuklir keenam pada September 2017.

Sebelumnya, mengomentari kemungkinan uji coba nuklir Pyongyang, kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi mengatakan.

"Semua orang menahan napas, karena uji coba nuklir lain akan menjadi program yang dikonfirmasi (nuklir Korea Utara) yang sedang berlangsung," katanya

"Kapasitas penuh, dengan cara yang sangat mengganggu," sambungnya.

Menurut Grossi, tes lebih lanjut berarti Pyongyang sedang menyelesaikan persiapannya dan membangun persenjataannya.

"Jadi kami mengamati perkembangan yang relevan dengan sangat cermat. Kami berharap itu tidak terjadi, tapi sayangnya tanda-tanda mengarah ke arah lain," kata Grossi.

Baca Juga: Sejarah Panjang 2 Musuh Bebuyutan,Jepang dan Korea Selatanyang Berhasil KalahkanSpanyol dan Portugal

Korea Utara pada 2 November lalu juga mengeluarkan ancaman terselubung untuk menggunakan senjata nuklir.

Dengan tujuan agar AS dan Korea Selatan membayar harga yang paling mengerikan dalam sejarah.

Ini peningkatan retorika berapi-api yang menargetkan militer skala besar yang sedang berlangsung.

Permusuhan di Semenanjung Korea telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir.

Dengan Korea Utara menguji serangkaian rudal berkemampuan nuklir dan mengadopsi undang-undang yang mengesahkan penggunaan senjata nuklirnya terlebih dahulu dalam berbagai situasi.

Artikel Terkait