Find Us On Social Media :

Soedjono Hoemardani, Jenderal Gondrong yang Ditangisi Soeharto

By Andreas Chris Febrianto Nugroho, Minggu, 23 April 2023 | 11:15 WIB

Soedjono Hoemardani, jenderal TNI gondrong nan nyentrik kesayangan Soeharto

Tujuh tahun kemudian, Soedjono menduduki jabatan Direktorat Administrasi Angkatan Darat (DAMAD) di Bandung dengan pangkat Mayor.

Meski telah berpindah ke Bandung, Djonit masih tetap berhubungan dengan orang-orang di Divisi Diponegoro. 

Pada tahun 1961, Soedjono kembali naik pangkat menjadi Letnan Kolonel dengan jabatan Wakil Deputi III/KSAD.

Karier mulus Djonit cukup mengagumkan meski dirinya bukanlah perwira perang di tengah kondisi revolusi pasca kemerdekaan.

Ia menjadi bukti bahwa tentara tak hanya mengurus pertempuran, melainkan juga logistik, administrasi, dan urusan di atas kertas lain.

Dalam bidang keuangan, selain pernah pernah dikirim belajar ke Fort Benjamin Harisson, Amerika Serikat, Soedjono terasah kemampuannya dengan menjadi wakil Alamsjah Prawiranegara di Finansial Ekonomi Markas Besar Angkatan Darat (MBAD) antara 1963 hingga 1965.

Soedjono pada 1966 berpangkat kolonel dan menempati Pembantu Khusus Ekubang/Warpam Sospol.

Soedjono Hoemardani, bersama Suryohadiputro dan Alamsyah Ratuprawiranegara termasuk jenderal-jenderal yang sering didatangi pengusaha.

Richard Borsuk dan Nancy Chng dalam 'Liem Sioe Liong dan Salim Group' (2016:66), digolongkan sebagai Jenderal Finansial.

Soedjono memiliki hubungan dekat dengan Soeharto yang telah menjadi Presiden RI kala itu.

Bahkan Soedjono memiliki jalur khusu untuk bisa menghadap Soeharto kala itu.

Baca Juga: Kejujuran Kapolri Jenderal Hoegeng Bikin Hubungannya Renggang dengan Soeharto