Find Us On Social Media :

Digandrungi Anak Muda Masa Kini, Ternyata Ini Sejarah Thifting di Indonesia, Berawal dari Bantuan Rakyat Miskin

By Afif Khoirul M, Senin, 20 Maret 2023 | 16:45 WIB

Ilustrasi - Pakaian bekas thrifting.

Namun, thrifting juga menimbulkan beberapa masalah seperti limbah tekstil, persaingan dengan industri lokal dan peluang bagi importir nakal.

Budaya thrifting di Indonesia adalah kegiatan membeli barang-barang bekas, terutama pakaian, yang berasal dari impor maupun lokal.

Budaya ini digemari oleh banyak orang, khususnya anak muda, karena alasan-alasan seperti hemat biaya, gaya fesyen yang unik dan berbeda, kesadaran lingkungan dan anti-konsumtif.

Budaya thrifting di Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan berkembang seiring dengan perubahan zaman dan tren global.

Berikut adalah beberapa tahapan perkembangan budaya thrifting di Indonesia:

Abad ke-19: Budaya thrifting muncul sebagai akibat dari revolusi industri yang memperkenalkan produksi massal pakaian.

Banyak pakaian baru yang terjangkau dan dianggap sebagai barang sekali pakai.

Barang-barang bekas ini kemudian dimanfaatkan oleh para imigran dan organisasi non-pemerintah seperti Bala Keselamatan untuk membantu orang-orang miskin.

Abad ke-20: Budaya thrifting berkembang di wilayah pesisir laut Indonesia yang berbatasan dengan negara tetangga seperti Sumatera, Batam, Kalimantan dan Sulawesi.

Wilayah-wilayah ini menjadi pintu masuk impor pakaian bekas dari negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan dan Amerika Serikat.

Pakaian bekas impor ini menawarkan kualitas dan desain yang lebih baik daripada pakaian lokal.

 Baca Juga: Selain Busana Basahan Seperti yang Dikenakan Kaesang dan Erina, Ketahui Inilah Berbagai Macam Pakaian Adat Jawa Tengah