Kisah Bung Karno Yang Gagah Berani Menentang Amerika Serikat, Termasuk Soal Israel-Palestina

Moh. Habib Asyhad

Penulis

Sebagai presiden yang sangat anti-kolonial, Sukarno dikenal sebagai sosok yang keras menentang kebijakan luar negeri Amerika Serikat.

Sebagai presiden yang sangat anti-kolonial, Sukarno dikenal sebagai sosok yang keras menentang kebijakan luar negeri Amerika Serikat.

Intisari-Online.com - Sebagai sosok yang sangat antikolonialis, Sukarno alias Bung Karno dikenal sebagai sosok yang kerap menentang kebijakan Amerika Serikat.

Terutama terkait politik luar negeri Negara Adidaya tersebut.

Di antaranya, Bung Karno menentang campur tangan AS dalam konflik-konflik di Asia Tenggara.

Termasuk dalam Perang Vietnam yang berdarah-darah.

Bung Karno juga menentangprogram bantuan ekonomi AS seperti Marshall Plan.

Selain itu, Sukarno juga mengecam kebijakan AS dalam hal Israel-Palestina dan mendukung gerakan anti-kolonialisme dan anti-imperialisme di seluruh dunia.

Namun, penting untuk diingat bahwa konflik antara Sukarno dan AS tidak semata-mata berdasarkan perbedaan pandangan politik.

Tapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sejarah dan ekonomi yang kompleks.

Ada beberapa alasan yang membuat Bung Karno begitu menentang Amerika Serikat:

1. Sikap Sukarno yang anti-kolonialisme dan anti-imperialisme

Sukarno sangat memperjuangkan kemerdekaan dan kedaulatan nasional Indonesia dari penjajahan asing.

Dia memandang AS sebagai negara imperialistik yang berusaha memperluas pengaruhnya di seluruh dunia.

Dia juga mendukung gerakan anti-kolonialisme dan anti-imperialisme di seluruh dunia.

2. Politik luar negeri AS yang dianggap agresif

Sukarno menentang kebijakan luar negeri AS yang dianggapnya agresif, terutama dalam hal konflik di Asia Tenggara seperti Perang Vietnam.

Dia menganggap intervensi AS dalam konflik tersebut sebagai bentuk imperialisme dan mengancam perdamaian di kawasan tersebut.

3. Dukungan AS untuk pemerintah otoriter

AS memberikan dukungan militer dan ekonomi kepada beberapa negara Asia Tenggara yang dianggap Sukarno sebagai pemerintahan otoriter, seperti di Vietnam Selatan dan Filipina.

Sukarno mengecam dukungan AS terhadap pemerintah-pemerintah tersebut dan menganggapnya sebagai bentuk campur tangan dalam urusan dalam negeri negara-negara tersebut.

4. Kebijakan ekonomi AS yang tidak diinginkan

Sukarno menentang kebijakan ekonomi AS yang ia anggap tidak sesuai dengan kepentingan nasional Indonesia.

Contohnya, Sukarno menolak program bantuan ekonomi Marshall Plan dan mendirikan konsep ekonomi nasionalisme dengan menasionalisasi perusahaan-perusahaan asing di Indonesia.

Artikel Terkait