Penulis
Intisari-Online.com -Anak penyanyi dangdut Lilis Karlina, RD (15), ditangkap anggota kepolisian dariSatuan Reserse Narkoba (Satres Narkoba) Polres Purwakarta, Jawa Barat, karena diduga mengedarkan obat-obatan terlarang.
Dalam peristiwa yang terjadi pada Minggu (12/3/2023) tersebut, diketahui bahwa jenis psikotropika yang dijual oleh RD adalah tramadol, hexymer, dan trihexyphenidyl.
Menariknya, ketiga jenis obat tersebut sebenarnya kerap dijual di berbagai apotek di Indonesia.
Lalu mengapa RD sampai ditangkap anggota kepolisian karena menjualnya?
Untuk menemukan jawabannya, mari kita simak terlebih dahulu fungsi atau peruntukan dari masing-masing obat terlarang tersebut.
Tramadol
Melansir Drugs, Rabu (15/3/2023), tramadol merupakan obat anti-nyeri yang kuat digunakan untuk meredakan rasa sakit sedang hingga berat yang tidak dapat diatasi oleh jenis obat lainnya.
Tramadol merupakan opioid sintetik dan bekerja pada otak dan tulang belakang (sistem saraf pusat) untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan.
Bentuk tramadol yang diperpanjang pelepasannya digunakan untuk pengobatan sepanjang waktu terhadap rasa sakit. Kondisi tramadol ini tidak boleh digunakan sesuai kebutuhan untuk meredakan rasa sakit.
Sumber yang sama juga melaporkan bahwa beberapa pasien mengalami kejang usai mengonsumi tramdol.
Umumnya, risiko kejang lebih tinggi jika Anda mengonsumsi dosis yang lebih tinggi dari yang direkomendasikan.
Risiko kejang juga lebih tinggi pada orang yang memiliki gangguan kejang atau orang yang mengonsumsi obat antidepresan atau obat opioid tertentu.
Tramadol tidak boleh digunakan jika Anda memiliki kecenderungan untuk bunuh diri atau kecanduan.
Hexymer
Sementara itu, melansir Pill in Trip, Rabu (15/3/3023), Hexymer, adalah obat antispasmodik yang memiliki efek penghambatan langsung pada sistem saraf parasimpatik. Obat ini juga memiliki efek relaksasi pada otot polos.
Umumnya, obat ini digunakan untuk semua bentuk Parkinsonisme (postensefalitis, arteriosklerosis, dan idiopatik), termasuk terapi tambahan saat mengobati bentuk Parkinsonisme ini dengan levodopa.
Hexymer efektif dalam mengurangi kekakuan spasme otot, gemetar, dan saliva yang berlebihan yang terkait dengan Parkinsonisme.
Trihexyphenidyl
Dilansir dari Medline Plus, Rabu (15/3/2023), trihexyphenidyl digunakan bersama dengan obat-obatan lain untuk mengobati gejala penyakit Parkinson (gangguan pada sistem saraf yang menyebabkan kesulitan dalam gerakan, pengendalian otot, dan keseimbangan).
Selain itu, obat ini juga digunakan untuk mengontrol gejala ekstrapiramidal (gemetar, bicara tergagap) yang disebabkan oleh beberapa jenis obat.
Trihexyphenidyl termasuk dalam kelas obat yang disebut antimuskarinikyang bekerja dengan merilekskan otot dan impuls saraf yang mengontrol fungsi otot.
Baca Juga: Amar Zoni Kecokok Polisi Karena Narkoba Lagi, Kenapa Artis Suka Pakai Narkoba Jenis Sabu?
Beberapa efek samping serius yang umumnya terjadi pada orang yang mengonsumsi trihexyphenidyl adalah ruam, detak jantung cepat, tidak teratur, atau berdebar-debar, demam, atau seperti orang bingung.
Dijual bebas di Tanah Abang
Menariknya, ketiga obat-obatan tersebut sebenarnya dijual di berbagai apotek di Indonesia.
Bahkan, salah satu di antaranya, yaitu Tramadol, dijual bebas di trotoar jalan di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Beberapa orang menjual obat anti-nyeri tersebut kepada warga yang lewat di trotoar dekat Stasiun Tanah Abang dengan nama "dodol".
Pada hari Kamis, tanggal 23 Agustus 2018 siang, wartawan Kompas.com berjalan kaki di trotoar dari arah Stasiun Tanah Abang menuju Blok G Tanah Abang.
Tiba-tiba, seorang pria yang berkaos abu-abu, sedang jongkok di trotoar, dan mengenakan kacamata hitam menawarkan sebuah produk yang dia sebut "dodol".
Kemudian, di simpang Jatibaru, di sebuah warung kecil, seorang pemuda yang mengenakan kaos hitam-putih dan celana pendek kembali menawarkan produk yang bernama "dodol" tersebut.
Simbol Obat
Lalu, bila mudah ditemukan di apotek, bahkan sampai di trotoar jalan, mengapa ketiga obat-obatan tersebut bisa menyeret anak Lilis Karlina ke dalam sel tahanan?
Jika diperhatikan, di masing-masing kemasantramadol, hexymer, dan trihexyphenidyl terdapat logo huruf K dalam lingkaran berwarna merah.
Hal ini menandakan bahwa obat-obat tersebut termasuk ke dalam obat keras.
Kita memang bisa membelinya melalui apotek, tetapi harus menggunakan resep dari dokter.
Jika tidak, terutama membelinya secara ilegal, maka kita akan dianggap menggunakan atau bahkan mengedarkan obat-obatan terlarang alias narkoba.