Penulis
Intisari-Online.com - Kasus penyalahgunaan narkoba yang menimpa aktor Ammar Zoni membuat masyarakat Indoneisa, khususnya para fansnya miris.
Bagaimana tidak, ini bukan kali pertama Ammar Zoni terjerat kasus serupa.
Pada 2017 silam, Ammar Zoni pernah ditangkap karena kasus narkoba jenis ganja.
Akibat kasus itu, Ammar Zoni telah menjalani rehabilitasi selama 1 tahun.
Sementara itu, kini suami dari aktris Irish Bella tersebut kedapatan memiliki satu klip plastik sabu dengan berat 1,04 gram.
Ammar Zoni ditangkap pada 8 Maret 2023 kemarin di kediamannya di Sentul, Jawa Barat.
Atas kasus tersebut, Ammar Zoni kini terancam hukuman maksimal 12 tahun penjara.
Kecanduan terhadap barang terlarang tersebut pun telah banyak menimpa orang-orang terkenal di dunia.
Banyak dari mereka juga terkenal berjuang untuk pulih dari kacanduan.
Beberapa dari mereka berhasil dan menjadi pendukung pemulihan kecanduan, sementara yang lain berjuang dengan hal itu sepanjang hidup mereka.
Dari artis, politikus, hingga tokoh sejarah, berikut ini orang-orang terkenal dunia yang 'berjuang' lawan kecanduan narkoba:
Baca Juga: Amar Zoni Kecokok Polisi Karena Narkoba Lagi, Kenapa Artis Suka Pakai Narkoba Jenis Sabu?
1. Robert Downey Jr.
Robert Downey Jr. merupakan salah satu orang terkenal di dunia yang berhasil melawan kecanduan narkoba.
Downey diperkenalkan dengan ganja oleh ayahnya ketika dia berusia delapan tahun. Ini memulai perjalanannya dengan SUD (Substance Use Disorder atau gangguan penggunaan zat).
Seiring kesuksesan dalam karier aktingnya, ia pun berjuang dengan heroin, alkohol, dan kokain.
Downey pergi ke beberapa pusat perawatan pada pertengahan 1990-an.
Ia mengatakan bahwa, “Berhenti tidaklah sulit, tetapi tidak memulai lagi adalah hal yang sulit.”
Berhasil mengatasi kecanduan narkoba yang dialaminya, Downey hingga kini dikenal sebagai aktro yang telah membintangi peran ikonik seperti Iron Man dan Sherlock Holmes.
2. Demi Lovato
Demi Lovato masuk rehabilitasi untuk pertama kalinya pada usia tujuh belas tahun karena kecanduan kokain.
Setahun kemudian, Lovato didiagnosis menderita gangguan bipolar.
Perjuangannya dengan penggunaan narkoba dan alkohol menjadi terkenal ketika dia merilis lagunya "Sober".Bahkan, Lovato pernah menderita overdosis yang hampir fatal.
Baca Juga: Setiap Gundik-gundiknya Hamil, Raja Shaka Zulu Tanpa Segan Lakukan Hal Mirip Firaun Ini!
Sejak itu, dia pun menjadi advokat bagi orang-orang yang berjuang melawan penyalahgunaan zat dan kesehatan mental.
3. Patrick Joseph Kennedy
Patrick Joseph Kennedy dikenal sebagai politisi Amerika dan advokat kesehatan mental.
Kennedy mengalami kecanduan kokain, alkohol, dan zat lainnya sepanjang hidupnya.
Pada tahun 2006, dia memulai pemulihan untuk OxyContin.
Pada 2013, ia memulai Forum Kennedy, sebuah organisasi nirlaba dengan tujuan menciptakan dialog nasional untuk perawatan kesehatan mental dan kecanduan.
4. Ernest Hemingway
Ernest Hemingway adalah seorang penulis Amerika yang sangat terkenal.
Dia berjuang dengan gangguan bipolar, depresi berat, dan delusi paranoid.
Sepanjang hidupnya, Hemingway juga mengalami gangguan penyalahgunaan alkohol.
Hemingway menjalani terapi kejut listrik minimal lima belas kali untuk membantu mengatasi depresinya.
Baca Juga: Israel Ketar-ketir, Iran Dan Arab Saudi Kok Rujuk, Bagaimana Nasib Negara Timur Tengah Lainnya?
Perjuangannya dengan penyalahgunaan zat menyebabkan depresi yang lebih dalam.
Dia akhirnya meninggal karena luka tembak yang dilakukan sendiri pada Juli 1961 setelah beberapa kali percobaan bunuh diri.
5. Benjamin Franklin
Benjamin Franklin adalah ilmuwan, politisi, penulis, dan penemu Amerika yang terkenal.
Namun, Franklin berjuang melawan alkohol dan penyalahgunaan opioid sepanjang hidupnya.
Franklin membahas SUD-nya di seluruh tulisannya.
Menjelang akhir hidupnya, ia mengalami banyak kondisi yang menyakitkan.
Kondisi Franklin semakin memburuk dan dia menulis, "Sedikit yang tersisa dari saya hanyalah kerangka yang tertutup kulit."
Dia meninggal pada akhir 1790 dan masih berjuang dengan penyalahgunaan zat.
Baca Juga: Cara Agar Pancasila Menjadi Pegangan untuk Berkolaborasi dengan Budaya Bangsa Lain
(*)