Jadi Latar Cerita Film House of Flying Daggers, Ini Fakta-fakta Dinasti Tang, Benarkah Banyak Pemberontakan?

Khaerunisa

Penulis

Film House of Flying Daggers.

Intisari-Online.com - Film House of Flying Daggers akan tayang di Indosiar pada Rabu dini hari (8/2/2023), pukul 01.30 WIB.

Bagi Anda penggemar Andy Lau tentunya tontonan ini sayang untuk dilewatkan. Selain dibintangi Andy Lau, film House of Flying Daggers juga dibintangi Zhang Ziyi dan aktor Jepang Takeshi Kaneshiro.

Film ini akan mengajak kita untuk menyaksikan aksi Andy Lau sebagai kapten polisi bernama Leo dengan setting negara Tiongkok pada 859 SM, ketika zaman Dinasti Tang.

Kisah bermula ketika Dinasti Tang mengalami kemunduran sebagai akibat dari kehilangan kepercayaan rakyatnya.

Kondisi itu terjadi karena terlalu banyak kasus korupsi dan banyaknya kelompok pemberontak yang bermunculan.

Kepompok pemberotak terbasar adalah House of Flying Daggers, yang berbasis di Fengtian. Mereka memerangi pemerintah korup yang menindas rakyat.

Pada suatu hari, seorang kapten polisi bernama Leo (Andy Lau) beserta anak buahnya Jin (Takeshi Tang) ditugaskan untuk menangkap ketua pemberontak kelompok tersebut.

Dalam misinya, mereka bertemu seorang penari buta bernama Mei (Zhang Ziyi), yang ternyata adalah seorang mata-mata dari kelompok pemberontak yang mereka cari.

Kemudian, dengan berkedok menyelamatkan Mei dari sang ketua pemberontak, mereka pun merencanakan sesuatu.

Apa yang sebenarnya mereka rencanakan? Untuk menemukan jawabannya, Anda bisa menyaksikan film House of Flying Daggers malam ini.

Sebelum menonton film House of Flying Daggers, Anda bisa lebih mengenal dulu bagaimana Dinasti Tang yang menjadi latar cerita film tersebut.

Baca Juga: Nonton Film Firestorm, Dibintangi Andy Lau, Aktor Senior Hong Kong Berjuluk 'Raja Surga'

Apakah pada masa itu memang banyak bermunculan pemberontak yang memerangi pemerintah? Berikut ini fakta-fakta Dinasti Tang melansir chinahighlights.com:

1. Kekaisaran China Paling Lama

Kekaisaran Tang (618–907) tercatat sebagai salah satu kekaisaran yang bertahan paling lama di wilayah tersebut.

Mereka menguasai jalan sutra Asia Tengah dan berkembang secara budaya selama lebih dari satu abad, sebelum bencana dan konflik membawa penurunan bertahap, dan kemudian pemberontakan mengakhiri kekaisaran.

2. Seorang jenderal wanita membantu mendirikan Kekaisaran Tang

Li Yuan (256 SM – 195 SM) adalah salah satu komandan di Kekaisaran Sui yang kejam.

Perang besar-besaran mereka dan proyek konstruksi besar-besaran melibatkan dan membunuh jutaan orang serta pajak yang tinggi, membuat istana Sui sangat tidak populer.

Li Yuan memutuskan untuk menyerang dan memanggil putra-putranya untuk membantunya. Saat itu, putrinya ikut mengumpulkan pasukan dengan terlebih dahulu membagikan uangnya untuk mendapatkan pendukung, kemudian mengundang pemimpin pemberontak lainnya untuk membantu.

Dia pun memimpin 70.000 tentara untuk merebut beberapa kota sebelum bergabung dengan ayahnya di Chang'an (Xi'an).

Li Yuan akhirnya merebut kota itu dan menyebut dirinya Kaisar Gaozhu pada tahun 617 M.

Baca Juga: Diguncang Gempa M 7,8, Air Serupa Darah Pernah Menggelegak Muncul di Jalanan Turki

3. Memiliki satu-satunya kaisar wanita dalam sejarah Tiongkok

Satu-satunya penguasa wanita dalam 2.100 tahun sejarah kekaisaran adalah Wu Zetian.

Wu Zetian menjadi penguasa urusan negara setelah kaisar menderita stroke.

Pada tahun 690, Zetian memproklamasikan dirinya sebagai Permaisuri dari dinastinya sendiri.

Di bawah pemerintahannya, tentara berhasil menaklukkan Asia Tengah dan menambah banyak wilayah kekaisaran.

Dia memerintah sampai 705 ketika kudeta istana memaksanya untuk menyerahkan posisinya dan Dinasti Tang dipulihkan.

4. Kekaisaran Tang adalah kekaisaran terpadat

Selama 130 tahun pertama, Kekaisaran Tang mencapai puncaknya sebelum Pemberontakan An Lushan pada tahun 756.

Sensus dilakukan pada tahun 742, dan populasi kekaisaran diperkirakan sekitar 50 atau 60 juta.

Jumlah tersebut dua kali lipat dari kekaisaran terpadat kedua pada saat itu, Kekaisaran Umayyah.

Baca Juga: Erupsi Gunung Semeru: Arti Mimpi Melihat Gunung Api Meletus Menurut Primbon Jawa

5. Chang'an adalah kota terbesar di dunia dari tahun 700 hingga 800 Masehi

Pada tahun 600 M, 600.000 orang tinggal di Chang'an, dan hanya Konstantinopel yang berpenduduk sebanyak itu.

Sekitar tahun 700, Chang'an menjadi kota terbesar di dunia dengan satu juta orang. Mungkin hanya Bagdad di Timur Tengah yang mendekati ukurannya.

Pada tahun 800 M, setelah Pemberontakan Lushan dan beberapa perang, 900.000 orang tinggal di sana, dan Chang'an masih menjadi kota terbesar.

Hingga pada tahun 900, populasi turun menjadi sekitar 750.000, dan Bagdad lebih besar.

6. Serangan eksternal dan perang saudara menyebabkan kematian jutaan orang

Di Era Tang tengah (tahun 750 hingga 790), perang saudara, kelaparan, dan serangan dari luar menyebabkan kematian jutaan orang.

Pertama pada tahun 750, Nanzhao di Yunnan di selatan memberontak melawan Dinasti Tang dan mengalahkan dua tentara. Kemudian Muslim Arab menyerang dari barat pada tahun 751 dan mengalahkan tentara Tang.

Sementara itu, An Lushan adalah seorang jenderal yang memberontak pada tahun 755 dan merebut Luoyang dan Chang'an.

Perang saudara sangat melemahkan tentara dan kekaisaran secara keseluruhan.

Kekaisaran Tibet mengambil keuntungan dari perang tersebut dan merebut sebagian besar wilayah daratan utara termasuk Chang'an pada tahun 763.

Baca Juga: 8 Peninggalan Kerajaan Majapahit, Ada Candi Tikus di Mojokerto!

7. Dalam 50 tahun terakhir, Kekaisaran Tang menderita bencana alam yang parah

Pertama, pada tahun 858, Kanal Besar banjir secara besar-besaran dan menggenangi banyak daratan di bagian utara Cina. Setelah itu terjadi banyak banjir di Sungai Kuning di ujung kekaisaran.

Kemudian pada tahun 873, kekeringan dan kelaparan yang mengerikan tidak hanya melanda kekaisaran tetapi juga seluruh Eurasia.

Itu adalah periode iklim dingin dan kering seperti Zaman Es Kecil tahun 1600. Produksi pertanian pun turun lebih dari setengahnya, hingga membuat manusia dan ternak kelaparan.

8. Kekaisaran Tang berakhir ketika rakyat memberontak

Dengan banyaknya bencana alam yang ekstrem, dianggap oleh rakyat sebagai tanda bahwa kekaisaran telah kehilangan mandat surga.

Pada tahun 874, orang-orang yang selamat dari banjir dan kekeringan memulai pemberontakan selama 10 tahun yang disebut Pemberontakan Huang Chao.

Baik Chang'an maupun Luoyang direbut, dan pemerintahan dinasti menjadi sangat lemah. Setelah itu, pasukan kecil menguasai berbagai daerah, dan konvoi pemerintah diserang.

Pada tahun 907, Zhu Wen menggulingkan penguasa Tang terakhir, dan kekaisaran pecah menjadi wilayah yang bertikai.

Itulah berbagai fakta Dinasti Tang yang menjadi katar cerita film House of Flying Daggers.

Baca Juga: Termasuk Turki dan Indonesia, Ini 10 Negara Paling Rawan Gempa

(*)

Artikel Terkait