Organisasi tersebut adalah, Taswirul Afkar atau Nahdlatul Fikri yang lebih dikenal Kebangkitan Pikiran.
Kemudian organisasi ini pun terus berkembang di seluruh Indonesia.
Organisasi perdagangan pun juga muncul tahun 1918 bernama Nahdlatul Tujjar, atau kebangkitan saudagar.
Hingga kemudian pada tahun 1926 KH Hasyim Asy'ari melihat permasalahan seperti agama, sosial, mahzab dan keagamaan muncul di masyarakat.
Kemudian beliau mendirikan Nahdlatul Ulama (NU), yang artinya kebangkitan ulama pada 1926.
Penamaan Nahdlatul Ulama juga berawal dari penamaan-penamaan sebelumnya.
KH Mas Alwi Abdul Aziz mengusulkan penggunaan nama tersebut.
Penggunaan nama Nahdlatul juga telah terangkai selama berabad-abad lalu.
Pasalnya ulama Aswaja memiliki sanad keilmuwan dan perjuangan yang sama dengan ulama-ulama sebelumnya.
Hal itulah membuat NU menjadi komunitas dari organisasi-organisasi yang telah berdiri sebelumnya.
Namun dengan cakupan segmen yang lebih luas.
Saat itu NU dipimpin oleh KH Hasyim Asy'ari sebagai Rais Akbar.
Hingga kemudian NU berkembang seperti sekarang ini.
Nahdlatul Ulama memiliki tujuan untuk mewujudkan tatanan masyarakat demi terciptanya kemaslahatan dan kesejahteraan umat.