Find Us On Social Media :

Ngeri, Kota-kota di Ukraina Bukan Lagi Sasaran Rusia, Kini Target Mereka Adalah NATO!

By Mentari DP, Senin, 30 Januari 2023 | 10:30 WIB

Bukan lagi perang Rusia dan Ukraina, kini ini menjadi perang antara Rusia dan NATO.

Intisari-Online.com - Sekretaris jenderal Layanan Aksi Eksternal Eropa, Stefano Sannino, mengatakan bahwa kini Rusia tidak lagi berperang dengan Ukraina.

Melainkan kini Rusia siap berperang dengan NATO.

Apa lagi yang terjadi antara Rusia dan NATO?

Dilansir dari express.co.uk pada Senin (30/1/2023), dalam konferensi pers di Jepang, Sannino memperingatkan bahwa Vladimir Putin kini berupaya meningkatkan serangan terhadap infrastruktur sipil di Ukraina sebagai tanggapan atas dukungan Barat.

"Saya pikir perkembangan terbaru dalam hal pasokan senjata hanyalah sebuah evolusi dari situasi dan cara Rusia mulai memindahkan perang ke tahap yang berbeda," ucap Sannino.

Dia mengatakan penyediaan tank Jerman dan AS dimaksudkan untuk membantu Ukraina mempertahankan diri dalam perang, daripada menjadikan mereka penyerang.

Oleh karenanya, kini Rusia membuat bisa menyerang siapa saja tanpa pandang bulu. Warga sipil dan kota-kota bukan lagi sasaran militer mereka.

Menurutnya, sikap Uni Eropa ini malah membuat perang bergerak ke tahap yang mengkhawatirkan.

Apa yang dikatan Sannino ini terkait Amerika Serikat (AS) dan Jerman yang menjanjikan untuk mengirim tank tempur berteknologi tinggi ke Ukraina.

Sikap dua negara itu seperti lampu hijau kepada Sekutu NATO lainnya untuk melakukan hal yang sama.

Bersama dengan Jerman dan AS, Inggris, Polandia, Belanda, dan Swedia adalah beberapa negara yang telah mengirim atau mengumumkan rencana untuk memasok ratusan tank dan kendaraan lapis baja berat untuk membentengi Ukraina saat memasuki fase baru perang dan mencoba untuk menerobos garis Rusia yang mengakar.

Baca Juga: Film Crime Story: Kisah di Balik Penculikan Miliarder China Teddy Wang

Gian Gentile, seorang veteran Angkatan Darat AS dan sejarawan senior dengan think tank Rand, mengatakan M1 Abrams dan Macan Tutul akan memberi Ukraina sebuah kekuatan untuk masuk ke pertahanan Rusia.

Sementara pemerintah Inggris mengatakan pasukan Inggris akan mulai melatih pasukan Ukraina tentang cara menggunakan dan memperbaiki tank Challenger 2.

Inggris memberikan 14 tank kepada pasukan Ukraina, dan Menteri Pertahanan Alex Chalk mengatakan mereka akan tiba di Ukraina pada akhir Maret.

Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius telah mengumumkan awak Ukraina akan memulai pelatihan mereka di Jerman pada Marders buatan Jerman, yang merupakan kendaraan tempur infanteri.

Sementara pelatihan pada tank Leopard 2 yang lebih berat akan dimulai "beberapa saat kemudian."

“Bagaimanapun, tujuan dengan Macan Tutul adalah memiliki perusahaan pertama di Ukraina pada akhir Maret, awal April,” tambahnya.

Sedangkan Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan langkah untuk menyediakan tank modern bagi Ukraina mencerminkan keterlibatan Barat yang semakin besar dalam perang tersebut.

"Baik di Eropa dan Washington, mereka terus mengatakan bahwa pengiriman berbagai jenis sistem senjata, termasuk tank, ke Ukraina."

"Ini berarti mereka terlibat dalam permusuhan yang sedang berlangsung di Ukraina," kata Peskov kepada wartawan.

"Oleh karenanya, Moskow memandang semua yang telah dilakukan oleh aliansi dan ibu kota yang saya sebutkan sebagai keterlibatan langsung dalam konflik," tutupnya.

Baca Juga: Soal Serangan Rudal Rusia di Polandia, Bisakah NATO Melawan Rusia?