Find Us On Social Media :

Kode 'Tjari Perempoean' Dituturkan Lelaki Eropa, Mencari Gundik?

By Muflika Nur Fuaddah, Sabtu, 28 Januari 2023 | 21:22 WIB

(Ilustrasi) Sejak kedatangan orang Belanda pertama kali ke Hindia Timur pada abad ke-17, gundik sudah menjadi semacam kebutuhan.

Intisari-Online.com - Sejak kedatangan orang Belanda pertama kali ke Hindia Timur pada abad ke-17, gundik sudah menjadi semacam kebutuhan.

Persoalan pergundikan memang bukan sesuatu yang baru. 

Namun baru pada pemerintahan J.P. Coen, sebagai Gubernur Jenderal kedua VOC, ia mengajukan kepada Heeren XVII, agar dikirimkan wanita dari Belanda.

Hal itu menurutnya perlu lantaran kebutuhan biologis para serdadu juga ada kaitannya dengan persoalan politik dan ekonomi.

Permintaannya itu ditolak sehingga praktik pergundikan yang mayoritas diisi oleh wanita pribumi semakin merajalela.

Kebiasaan bangsa Eropa yang hanya memanggil dengan namakelompok, bukan dengan nama depan ternyata juga berimbas kepada nyai.

Dalam dunia sipil para nyai sering diapnggil dengan nama Mina.

Sehingga anak-anak yang dilahirkan dari hubungan pernyaian kebanyakan tidak mengetahui nama asli ibu mereka.

Anak-anak ini mengetahui setelah dewasa dan membaca akta pengakuan dari ayah mereka.

Hal ini diperkuat dengan beberapa sumber yang ditemukan berupa conduitstaten dan stamboek yang tidak menyebutkan nama terang dari nyai itu sendiri, hanya akan tertulissebagai Mina atau Inlandesch Vrouwen.

Baca Juga: Percintaan Lelaki Eropa dan Gundik Pribumi Bagai Pertemuan Langit-Bumi