Find Us On Social Media :

Tak Semata Soal Rezeki, Ini Filosofi Tradisi Ikan Bandeng saat Imlek

By Ade S, Minggu, 22 Januari 2023 | 16:57 WIB

Ilustrasi tradisi ikan bandeng saat Imlek.

Intisari-Online.com - Tahun Baru China atau Imlek tidak hanya diidentikkan dengan keberadaan kue keranjang atau jeruk.

Perayaan yang pada tahun ini jatuh pada Minggu (22 Januari 2023) tersebut juga seringkali dikaitkan dengan ikan bandeng.

Ya, satu hal yang sering menarik perhatian adalah tradisi ikan bandeng saat imlek.

Apalagi, tradisi yang sering kali dikaitkan dengan harapan akan melimpahnya rezeki tersebut ternyata memiliki makna filosofis.

Apakah makna filosofis yang dimaksud?

Tiga hari menjelang Imlek hari ini, kondisi Pasar Rawa Belong, Jakarta Barat, tidak seperti biasanya.

Ada satu tradisi unik yang umumnya terjadi setahun sekali, yaitu banyaknya pedagang yang menjual ikan bandeng.

Melansir kompas.com, Minggu (22/1/2023), aktivitas jual beli yang biasanya berlangsung selama lima hari tersebut memang terjadi menjelang Imlek.

"Menjelang Imlek doang dari kemarin Selasa, (rencana) sampai malam Minggu," tutur Pendi, salah seorang pedagang ikan bandeng di Pasar Rawa Belong, Kamis (19/1/2023).

"24 jam terus-terusan gantian sif, ada tiga orang di lapak saya. Full selama lima hari."

Baca Juga: Inilah Ramalan 12 Shio Menurut Prediksi Imlek 2023 Tahun Kelinci Air

Makna filosofis

Tradisi ikan bandeng saat Imlek sendiri sebenarnya tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga merupakan tradisi yang populer di China.

Ikan bandeng dianggap simbol kekayaan dan keberuntungan karena diyakini dapat menyediakan dukungan finansial sepanjang tahun.

Banyak keluarga China juga menyimpan beberapa potong ikan bandeng di rumah selama perayaan Imlek untuk membawa keberuntungan dan kesejahteraan finansial.

Anggapan tersebut muncul dikarenakan bagian pertama dari frasa "ikan bandeng" dalam bahasa Tiongkok addalah "lyu" atau "lee-yoo".

Pengucapan keduanya mirip dengan pencucapan kata "lee" yang jika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi "hadiah".

Selain itu, ada pula makna filosofis dari bentuk ikan bandeng sendiri yang dianggap cocok untuk disajikan saat perayaan Tahun Baru China.

Tubuh ikan bandeng yang memiliki banyak duri diartikan sebagai wujud kehidupan manusia yang penuh dengan hambatan dan tantangan.

Kondisi yang membuat manusia harus hidup dengan lebih hati-hati, tidak putus asa, serta bersabar jika ingin mendapatkan hal yang diinginkan.

Keberadaan duri sendiri, selain dianggap sebagai simbol rintangan, juga dianggap menggambarkan rezeki yang melimpah di tahun yang baru.

Baca Juga: Tahun Baru Imlek 2023: Peruntungan Setiap Shio di Tahun Kelinci Air

Sajian saat Imlek

Sebagai hidangan utama saat perayaan Imlek, ikan bandeng kerap disajikan dalam berbagai bentuk sajian. Beberapa di antaranya adalah:

* Ikan bandeng goreng: Ikan bandeng diolah dengan cara digoreng hingga kering dan renyah. Biasanya disajikan dengan saus cabai atau saus asam manis.

* Ikan bandeng asam pedas: Ikan bandeng diolah dengan saus asam pedas yang terbuat dari cabe rawit, bawang merah, bawang putih, dan tomat.

* Ikan bandeng dalam sup: Ikan bandeng dimasak dalam sup yang ditambah dengan sayuran seperti wortel, buncis, dan bawang putih.

* Ikan bandeng dalam saus tausi: Ikan bandeng diolah dengan saus tausi yang terbuat dari kacang-kacangan yang dihaluskan dan ditambah bawang putih.

* Ikan bandeng dalam saus asam: Ikan bandeng diolah dengan saus asam yang terbuat dari cuka, cabe rawit, bawang putih, dan bawang merah.

Di tempat Anda, seperti apa tradisi ikan bandeng saat Imlek?

Baca Juga: Ramalan Shio 2023: Daftar Shio Paling Beruntung dan Paling Sial 2023