The Last of Us Ceritakan Perjalanan Lintas Pandemi, Ini Penyakit yang Berpotensi Jadi Pandemi di Masa Depan

Afif Khoirul M

Penulis

Film The Last of Us yang mengisahkan sebuah wilayah yang hancur usai banyak penduduknya terpapar jamur Cordyceps.

Intisari-online.com - The Last of Us merupakan sebuah serial film yang menceritakan post-apocalyptic.

Secara garis besar menceritakan kisah mengenai perjalanan lintaspandemi di Amerika Serikat.

The Last of Us, mengisahkan Joel (Pedro Pasca), penyelundup yang bertugas mengawal Ellie (Bella Ramsey) untuk melintasi Amerika Serikat.

Bercerita pada tahun 2003 sebuah virus jamur membuat korban terinfeksi menjadi haus darah dan mudah menginfeksi orang lain.

Hal ini menyebabkan kekacauan yang memicu pandemi global.

Joel melarikan diri bersama anaknya, Sarah saat virus menyebar, namun mereka mendapatkan serangan militer menyebabkan Sarah tewas.

Sedangkan Joel berhasil selamat berkat bantuan adiknya, Tommy (Gabriel Luna).

Virus tersebut telah mengubah dunia, sekitar 20 tahun setelah itu Joel tinggal di zona karantina Boston yang dikelola Badan Penanggulangan Bencana Federal (FEDRA).

Kisah The Last of Us ini seolah menceritakan kejadian seperti saat pandemi yang belakangan ini menyebar di belahan dunia.

Namun dalam cerita yang lebih ekstrem dan mengerikan, selain itu di masa depan beberapa penyakit juga diramalkan akan menjadi pandemi berikutnya.

Menurut ChatamHouse, ada beberapa penyakit kemungkinan bisa menjadi pandemi berikutnya.

Baca Juga: Bikin Panik Seisi Dunia, Ada Rumor Gelombang Dahsyat Covid-19 di China, WHO Beri Alasan Ini

Ada beberapa patogen yang diketahui, baik virus atau bakteri, yang dapat menyebabkan penyakit rawan pandemi atau epidemi.

Sebagian besar virus influenza berasal dari unggas air liar.

Virus flu babi H1N1 berasal dari populasi burung yang diperkirakan kemudian menularkan infeksi ke babi.

Di mana ia bermutasi sedemikian rupa sehingga dapat menular dengan mudah dari manusia ke manusia setelah manusia terinfeksi langsung oleh babi.

Infeksi pernapasan merupakan salah satu risiko tertinggi dari epidemi atau pandemi setelah muncul dan menyebar dari manusia ke manusia.

Karena manusia yang terinfeksi sering kali mengeluarkan aerosol saat mereka batuk, bersin, atau berbicara dengan keras.

1. Influenza

Virus influenza adalah virus tidak stabil yang berasal dari unggas air liar yang menularkan infeksi ke unggas dan unggas peliharaan, dan kemudian menularkannya ke hewan dan/atau manusia.

Terkadang, virus influenza bermutasi menjadi bentuk yang dapat menyebar dengan mudah pada manusia. Dalam keadaan seperti itu, pandemi dapat terjadi.

Sebelum pandemi Covid-19, rencana awal di sebagian besar negara mengantisipasi jenis pandemi virus influenza.

Tetapi negara-negara di Asia yang pernah mengalami wabah virus corona SARS pada tahun 2003 cenderung juga mempertimbangkan virus corona.

Baca Juga: Soal Asal Usul Covid-19, Ilmuwan dari Wuhan Klaim Dia 'Takut dengan Apa yang Dilihatnya'

2. Virus corona

Ada tiga wabah yang disebabkan oleh virus corona pada manusia selama 20 tahun terakhir.

Masing-masing berasal dari hewan liar dan salah satu virus ini, SARS-CoV-2, adalah penyebab pandemi Covid-19.

Selain itu, ada empat jenis virus corona yang mewabah pada manusia, menyebabkan flu biasa.

Ini diperkirakan telah muncul dari hewan pada suatu waktu di masa lalu. SARS-CoV-2 kemungkinan besar akan menjadi galur endemik kelima.

3. Ebola

Infeksi yang sangat mematikan dengan masa inkubasi yang singkat, seperti penyakit virus Ebola, jauh lebih kecil kemungkinannya untuk menjadi pandemi.

Infeksi yang sangat mematikan dengan masa inkubasi yang singkat, seperti penyakit virus Ebola, jauh lebih kecil kemungkinannya untuk menjadi pandemi

Mereka menyebabkan penyakit parah pada awal infeksi yang melumpuhkan dan membunuh mereka yang terinfeksi, memberikan sedikit waktu bagi virus untuk ditularkan ke orang lain.

Sebaliknya, HIV memiliki waktu yang lama ketika tidak menimbulkan tanda dan gejala tetapi dapat menular dari manusia ke manusia, sehingga beradaptasi dengan baik menjadi endemik.

SARS-CoV-2 memiliki tingkat kematian yang relatif rendah dibandingkan dengan virus Ebola.

Di masa depan, mungkin saja, tetapi tidak dapat diprediksi, bahwa jenis virus korona yang lebih mematikan dapat muncul.

Artikel Terkait