Find Us On Social Media :

Jika Hubungan Seks Sudah Menjadi Korban Mitos (1)

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 25 Mei 2016 | 17:15 WIB

Jika Hubungan Seks Sudah Menjadi Korban Mitos (1)

Mitos ihwal mustika yang besar dan panjang sebagai sebuah keharusan bikin banyak suami susah tidur. Dirongrong dan termakan oleh trik dan tipuan dalam pembuatan film biru dan nakalnya cerita burung ihwal pentingnya kaliber Mr. P, semua lelaki di dunia jadi minder. "Betapa alitnya milikku!"

Suami tembak langsung

Mr. P yang alit ini temyata menjadi kasus  yang dominan dari sekian  banyak surat konsultasi ketika mengasuh rubrik seks tahun 1980-an dulu; dan itu bukan monopoli lelaki Asia. Di mana-mana lelaki dirongrong oleh mitos bahwa lelaki yang hebat seksnya itu harus memiliki Mr P yang maha panjang dan  besar alias "Long John". Mitos itu harus diluruskan.

Mr. P yang kelewat besar dan panjang bukan saja bikin ribet membawanya. Tak sedikit istri mengeluh tak nyaman kalau mulut rahimnya disundul-sundul oleh Mr. P yang kelewat panjang sewaktu sanggama.

Sesungguhnya, lorong Mrs. V itu kodratnya bersifat elastis dan potensi melebar dan menyempitnya bisa dilatih dengan latihan Kegel. Tergantung seberapa pintar dan prigel otot-otot dasar panggul berkerut dan berkedang dalam menjepit, di situ lihainya kinerja seks istri di mata suami.

Tak perlu cemas, seberapa banyak melahirkan bayi, selama ditata baik sewaktu penjahitan, saluran Mrs. V sehabis bersalin niscaya bakal rapat kembali. Jadi, juga tak soal mau seberapa alit penampang Mr. P milik suami, selama lorong Mrs. V masih belum melar seperti karet, ge!ang nikmat itu bisa dicegat. Saatnya mitos maha pentingnya jamu sari rapet segera dihapus.

Perlu diinsyafi kalau seks lelaki bukan soal ukuran, melainkan bagaimana memainkannya. Bukan apa merek mobilnya, melainkan siapa sopirnya. Percuma pakai Ferrari kalau sopirnya cuma sopir bemo.  Kendati hanya berkendara bajaj, kalau sopirnya  kelas McLaren, bisa jadi istri merem-melek.

- bersambung -