Penulis
Intisari-online.com - Selama ini menjadi perebedatan harta karun Nazi akhirnya mulai dibocorkan keberadannya.
Pemburu harta karun amatir di Belanda berbondong-bondong ke pedesaan dekat desa Ommeren.
Hal itu terjadi, setelah Arsip Nasional Belanda merilis peta berisi harta karun berlian, rubi, emas, dan perak senilai jutaan euro, menurut RT.
Peta harta karun dipajang di Den Haag, Belanda pada 3 Januari.
Peta tersebut memiliki palang merah di lokasi dekat desa Ommeren.
Arsip Nasional Belanda menggambarkannya sebagai "peta harta karun yang nyata".
Gambar terperinci di peta menunjukkan bahwa harta karun itu tampaknya terkubur di kaki langkan di sebelah lapangan.
Petunjuk lebih lanjut menunjukkan bahwa harta karun itu terletak di dekat area dengan tiga batang pohon dan sebuah batu nisan.
Ahli Annet Waalkens dari Arsip Nasional Belanda mengatakan kepada surat kabar lokal bahwa harta karun itu disembunyikan pada Agustus 1944, setelah ledakan di sebuah bank di kota Arnhem.
Sekelompok tentara Jerman menggerebek bank setelah ledakan, mengisi empat kotak amunisi kosong dengan emas dan perak, dan menguburnya.
"Harta karun itu diperkirakan bernilai jutaan euro," kata Waalkens. Pemerintah Belanda telah memburu harta karun ini berkali-kali sejak Perang Dunia II.
Baca Juga: Masyarakat Adat NTT Bakal Gugat Australia yang Seenaknya Mengeruk 'Harta Karun' Pulau Pasir
Pemerintah juga meminta bantuan seorang veteran Jerman yang konon menyaksikan penguburan harta karun tersebut.
Namun, tidak ada harta karun yang ditemukan di daerah tersebut.
Pertempuran sengit pecah di Ommeren pada tahun 1944.
Pasukan Inggris didorong kembali ke daerah itu hanya sebulan setelah harta karun itu dikuburkan.
"Ada kemungkinan tentara Jerman menggali harta karun itu dan membawanya ke tempat lain tidak lama setelah dikuburkan," kata sejarawan Belanda Joost Rosendaal.
"Saya tidak akan terkejut jika harta karun ini tidak ada lagi di peta," katanya.
Terlepas dari komentar Rosendaal, banyak pemburu harta karun Belanda berbondong-bondong ke daerah itu pada 6 Januari, membawa detektor logam.
Otoritas lokal di Ommeren melarang penggunaan detektor logam tanpa izin.
Di bawah Undang-Undang Warisan 2016, Belanda melarang masyarakat menggali barang antik sendiri, dan setiap artefak yang ditemukan harus dilaporkan ke pihak berwenang setempat.
Otoritas setempat juga memperingatkan bahwa mungkin masih ada persenjataan yang belum meledak yang disembunyikan di bawah tanah.
"Kami memperingatkan orang-orang untuk tidak datang ke sini mencari harta karun era Nazi," kata pernyataan itu.
Sementara itu menurut Live Science (2/6/2020), Sebuah buku harian yang ditulis 75 tahun lalu oleh seorang perwira, Waffen Schutzstaffel, yang menggunakan nama samaran 'Michaelis' menguraikan rencana komandan Nazi Heinrich Himmler untuk menyembunyikan kekayaan Eropa yang dicuri, artefak dan karya seni yang tak ternilai.
Mungkin berton-ton emas disembunyikan di suatu tempat oleh Nazi.
Buku harian itu mencantumkan 11 situs tempat Nazi menyembunyikan emas yang dijarah, permata, lukisan tak ternilai, dan benda-benda keagamaan. Diperkirakan bernilai miliaran dolar atau triliunan rupiah.
Salah satu lokasi yang disebutnya adalah sumur terlantar yang memanjang hampir 200 kaki (60 meter) di bawah tanah, di bawah Istana Hochberg abad ke-16 di desa Roztoka, di Polandia barat daya.
Emas di dasar sumur diperkirakan berasal dari Reichsbank di kota Breslau di Polandia (sekarang Wrocław) dan diperkirakan bernilai miliaran euro, The First News (TFN) melaporkan pada 26 Mei.
Selama beberapa dekade setelah perang, buku harian 'Michaelis' dirahasiakan, disembunyikan di kota Quedlinburg, Jerman, dalam kepemilikan sebuah pondok Masonik.