Rencana Berbahaya Amerika, Bikin Perang Ukraina Rusia Makin Sengit?

Afif Khoirul M

Penulis

HIMARS

Intisari-online.com - Amerika Serikat berencana untuk secara drastis meningkatkan jumlah pasukan Ukraina.

Jumlah yang ditingkatkan adalah tentara yang dilatihnya di pangkalan militer di Jerman.

Hal itu diumumkan oleb Pentagon pada 15 Desember.

Pelatihan yang diperluas diharapkan untuk fokus pada perang taktis tingkat tinggi.

Untuk kombinasi angkatan bersenjata yang efektif, koordinasi yang erat antara infanteri, artileri, kendaraan lapis baja.

Juga dengan angkatan udara untuk memastikan setiap kelompok diperkuat dan dilindungi oleh kelompok lain.

Sebagai bagian dari sesi pelatihan yang dijadwalkan dimulai pada Januari 2023.

Pelatih militer AS akan melatih satu batalion Ukraina (500-800 tentara) setiap bulan, kata juru bicara Pentagon Pat Ryder.

Sejak konflik Rusia-Ukraina pecah pada akhir Februari, pasukan AS telah melatih sekitar 300 tentara Ukraina setiap bulan.

Berfokus pada instruksi penggunaan sistem senjata modern Amerika.

Di antaranya adalah 610 tentara Ukraina yang dilatih untuk mengoperasikan HIMARS (Sistem Roket Mobilitas Tinggi).

Baca Juga: Bak Senjata Makan Tuan, Kini Banyak Tentara Rusia yang Sekarat Gara-gara Perang di Musim Dingin

Pentagon menambahkan bahwa Sekutu sejauh ini telah melatih total 12.000 tentara Ukraina.

Sebagian besar direkrut yang datang ke Inggris untuk pelatihan dasar tembakan artileri.

Negara-negara lain, termasuk Kanada, Denmark, Finlandia, Lituania, Belanda, Selandia Baru, Norwegia, dan Swedia, juga bergabung dalam pelatihan pasukan Ukraina setelah Inggris meminta bantuan.

Rencana pelatihan baru akan berlangsung di pangkalan Angkatan Darat AS di Grafenwoehr, Jerman.

Di mana Pentagon melakukan program pelatihan angkatan bersenjata gabungannya sendiri.

Antara 2015 dan awal tahun ini, Amerika Serikat melatih lebih dari 27.000 tentara Ukraina di Pusat Pelatihan Tempur Yavoriv di Ukraina barat.

Dekat kota Lviv, kata pejabat Pentagon. Washington menarik 150 pelatih militer sebelum konflik Rusia-Ukraina pecah.

Artikel Terkait