2. Tarjuman al-Mustafīd, merupakan naskah pertama Tafsir Al-Qur’an yang lengkap berbahasa Melayu.
3. Terjemahan Hadits Arba’in karya Imam al-Nawawi, ditulis atas permintaan Sultanah Zakiyyatuddin.
4. Mawā’iz al-Badī’, berisi sejumlah nasihat penting dalam pembinaan akhlak.
5. Tanbīh al-Masyi, merupakan naskah tasawuf yang memuat pengajaran tentang martabat tujuh.
6. Kifāyat al-Muhtajin ilā Masyrah al-Muwahhidīn al-Qāilīn bi Wahdatil Wujūd, memuat penjelasan tentang konsep wahdatul wujud.
7. Daqāiq al-Hurf, pengajaran mengenai tasawuf dan ilmu kalam (akidah).
Di antara karya besar Syekh Abdu Rauf adalah Tarjuman al-Mustafīd. Itulah terjemahan dan tafsir Al-Qur’an pertama dalam bahasa Melayu.
Kitab tersebut banyak dipengaruhi karya Abdullah bin Umar bin Muhammad Syairazi al-Baidawi (w. 1286 H), yakni Tafsir Anwār al-Tanzil wa Asrār al-Ta’wīl, yang dalam bahasa Arab dan memang sudah legendaris di penjuru dunia.
Namun, karya tulis syekh asal Aceh itu juga tidak kalah terkenal.
Sebagai contoh, Tarjuman al-Mustafīd diketahui pernah terbit pada 1884 M/1885 M dalam edisi dua jilid di Istanbul, Turki.
Adapun karya-karyanya yang lain juga menjadi bacaan penting, baik oleh ulama maupun sultan-sultan Melayu.
Baca Juga: Apa Itu Aliran Wujudiyah yang Berkembang di Aceh Tapi Tidak Sesuai dengan Syekh Nuruddin?