Find Us On Social Media :

Gempa Berkekuatan 5,8 Magnitudo Guncang Sukabumi pada Kamis Pagi Hari Ini, Rupanya Ini Alasan Sering Terjadi Gempa Bumi di Indonesia

By Mentari DP, Kamis, 8 Desember 2022 | 08:30 WIB

Gempa bumi di Sukabumi pada Kamis (8/12/2022).

Intisari-Online.comBadan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG melaporkan gempa bumi pada Kamis (8/12/2022) pagi ini.

Gempa bumi berkekuatan 5,8 magnitudo terjadi pada hari Kamis pagi pukul 07.50 WIB.

Dilansir dari akun Twitter BMKG, @infoBMKG, gempa bumi terjadi 22 km Tenggara Kota Sukabumi, Jawa Barat di kedalaman 104 km.

Akan tetapi, BMKG melaporkan dalam beberapa menit pertama setelag gempa, parameter gempa dapat berubah. Jadi belum akurat.

Kecuali telah dianalisis ulang oleh seismologist.

Gempa bumi di Sukabumi ini menambah deretan gempa yang terjadi di Indonesia dalam beberapa hari terakhir.

Sebelumnya ada beberapa gempa yang terjadi. Salah satunya gempa bumi di Cianjur yang menyebabkan korban jiwa dan kerusakan bangunan parah.

Gempa bumi di Cianjur terjadi pada Rabu (23/11/2022) pukul 17.00 WIB dengan kekuatan 5,6 magnitudo.

Yang membuat gempa bumi ini begitu merusak karena lokasinya yang berada dekat dengan pemukiman warga.

Setelah gempa bumi itu, Cianjur beberapa kali mengalami gempa susulan. Namun tidak terlalu merusak dibanding gempa yang pertama.

Sementara dua hari lalu, tepatnya pada hari Selasa (6/12/2022), terjadi gempa bumi berkekuatan 6,2 magnitudo di Jember, Jawa Timur.

Baca Juga: Ribuan Rumah Rusak Akibat Gempa Cianjur, Padahal Nenek Moyang Kita Sudah Punya Desain Rumah Tahan Gempa Sejak Lama

Menurut BMKG, pusat gempa berada di laut, yakni 284 km barat daya Jember di kedalaman 10 km.

Rentetan gempa di Indonesia itu membuat orang bertanya-tanya, mengapa sering terjadi gempa bumi di Indonesia?

Alasan pertama terjadinya gempa bumi adalah pergeseran lempeng kerak bumi.

Dalam bidang geologi, lempeng kerak bumi disebut teori tektonika lempeng (plate tectonics).

Lempeng tektonik sendiri terbagi menjadi 2 kelompok.

Pertama, lempeng utama, dan kedua lempeng kecil.

Lempeng utama terdiri dari 7, yakni:

1. Lempeng Pasific (Pasific Plate)

2. Lempeng Eurasia (Eurasian Plate)

3. Lempeng Australia (Australia Plate)

4. Lempeng Afrika (African Plate)

Baca Juga: Sesar Cimandiri Jadi Penyebab Gempa Cianjur, Ini Deretan Sesar Paling Berbahaya di Indonesia, Ada di Atas Gunung Api

5. Lempeng Amerika Utara (North American Plate)

6. Lempeng Amerika Selatan (South American Plate)

7. Lempeng Antartika (Antartica Plate)

Sedangkan lempeng kecil terdiri dari 6, yakni:

1. Lempeng Nasca (Nasca Plate)

2. Lempeng Arab (Arabian Plate)

3. Lempeng Karibia (Caribian Plate)

4. Lempeng Philippines (Phillippines Plate)

5. Lempeng Scotia (Scotia Plate)

6. Lempeng Cocos (Cocos Plate)

Dari 13 lempeng di atas, lempeng yang paling aktif adalah Lempeng Pasifik. Wilayah di sekitarnya lalu dijuluki “The Ring of Fire”.

Baca Juga: Jangan Takut, Ini Arti Mimpi Bertemu Orang yang Sudah Meninggal Menurut Primbon Jawa

Di wilayah inilah gempa bumi paling sering terjadi. Termasuk adanya tsunami.

Menurut penjelasan, wilayah  “The Ring of Fire” memiliki panjang lebih dari 40 km. Lokasinya mulai dari Chili bagian Barat, Jepang, dan seluruh Asia Tenggara. Termasuk Indonesia.

Tercatat di wilayah ini, 80% gempa bumi terjadi. Sedangkan 17% lainnya terjadi di seluruh dunia, dan 5% sisanya terjadi di wilayah Alpen-Himalaya.

Nah, posisi Indonesia kebetulan berada di tiga wilayah tersebut.

Di mana Indonesia berada di titik pertemuan tiga lempeng benua utama. Yaitu lempeng Pasifik, lempeng Eurasia dan Indo-Australia, dan lempeng Filipina yang jauh lebih kecil.

Dengan begitu, hampir sekitar 90% gempa bumi terjadi di sini.

Hal ini dikarenakan jika piringan lempengan Bumi itu saling bergesekan, bertabrakan, atau membuat tekanan satu sama lain, maka akan menciptakan gempa bumi.

Baca Juga: Hari Rabu Tanggal 7 Desember 2022, Ini Rejeki Weton Rabu Pahing Menurut Primbon Jawa Rejeki