Apabila bangsa Inggris menganggap adanya separuhkasta (orang-orang Indo) melebihi batas sosial, bangsa Belanda lebih bersikap realistis.
Bangsa Belanda menganggap hibriditas merupakan akibat yang tidak dapat dihindari dari kolonialisme.
Sistem pergundikan itu menghasilkan sejarah panjang keberadaan para nyai.
Baca Juga: Gundik Sarina: Para Wanita Berkebaya Putih Lengan Pendek 'Jual Diri' pada Serdadu di Tangsi Militer
(*)