Penulis
Intisari-Online.com - Spekulasi bermunculan di sekitar kemunculanputri Kim Jong Un untuk kedua kalinya di depan umum.
Diperkirakan kemunculan tersebut mengindikasikanperannya sebagai penerus posisi kepemimpinan Korea Utara selanjutnya.
Pada kesempatan kali ini, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan putrinya terlihat berfoto dengan pejabat, tentara dan ilmuwan yang terlibat dalam peluncuran rudal Hwasong-17 bulan ini.
Hwasong-17 adalah rudal balistik antar benua Korea Utara yang paling kuat, dan telah diuji awal bulan ini.
Beberapa ahli mengatakan rudal itu berpotensi bisa menyerang daratan Amerika Serikat (AS).
Kim Jong Un mengklaim bahwa ICBM adalah senjata yang "dapat diandalkan dan berkapasitas maksimum" untuk menahan ancaman militer AS.
Outlet media pemerintah KCNA yang pertama kali mempublikasi berita ini belum mengidentifikasi siapa nama putri Kim Jong Un itu, tapi hanya memanggilnya sebagai "putri tercinta."
Para ahli sementara itu yakin bahwa anak perempuan tersebut adalah Ju Ae, yang diperkirakan berusia antara 12 dan 13 tahun.
Ada juga beberapa orang yang memperkirakan dia mungkin berusia sembilan tahun.
Penampilan keduanya telah menimbulkan spekulasi bahwa dia bisa menjadi penerus kepemimpinan di negara tertutup itu.
Kim Jong Un diyakini memiliki tiga orang anak, terdiri dari dua perempuan dan satu laki-laki.
Namun dengan kemunculan publik Ju Ae untuk dua kali dalam hitungan hari, spekulasi menguat.
Spekulasi menunjukkan bahwa dia mungkin menjadi penerus atau sedang dilatih untuk posisi kepemimpinan Korea Utara.
Para analis menilai kemungkinan itu bisa menjadi perjuangan berat yang belum pernah terjadi sebelumnya di dinasti Korea Utara yang didominasi laki-laki.
KCNA melaporkan bahwa kehadiran Kim dan putrinya disambut dengan “semangat dan kebahagiaan yang tak terbatas."
Foto-foto itu tidak diberi tanggal tetapi dirilis oleh pemerintah Korea Utara pada Sabtu (26/11/2022) malam.
Wartawan independen tidak diberi akses ke acara tersebut, yang digambarkan oleh KCNA sebagai "sesi foto."
Dilansir dari Sky News pada Minggu (27/11/2022), Kim dikutip menyinggung tentang kondisi dunia saat ini.
Kim menyebut bahwa pemenang ditentukan melalui pertunjukkan adu kekuatan.
Oleh karena itu, negaranya harus menjadi yang terkuat di dunia.
Hal tersebut dirasa perlu untuk bisa bertahan di masa kini dan masa depan.
Dia pun meminta para ilmuwan dan teknisi Korea Utara untuk "berjuang mati-matian."
Perjuangan itu diperlukan agar bisa memperluas dan memperkuat sistem pencegah perang nuklir negaranya dengan kecepatan yang luar biasa cepat.
(*)