Find Us On Social Media :

Ketika Armada Majapahit 'Ngamuk' dengan Ulah Bajak Laut Filipina dan Tiongkok yang Sekongkol

By Muflika Nur Fuaddah, Jumat, 18 November 2022 | 09:00 WIB

(Ilustrasi) Bajak Laut Filipina dan Tiongkok Sekongkol Berulah hingga Menyulut Armada Majapahit

Kapal-kapal itu mampu menampung hingga 800 prajurit dengan panjang mencapai 50 depa atau setara 100 meter.

Selain itu, mereka juga punya tradisi agraris dengan potensi kemaritiman yang telah dikuasainya.

Kerajaan Majapahit menguasai wilayahnya melalui kebiasaan ekspansi yang mengedepankan cara-cara persuasif.

Apabila cara-cara yang bersifat persuasif tidak berhasil, maka kekuatan militer digunakan.

Jika suatu daerah takluk di bawah kekuasaan Majapahit, maka pada umumnya Pemerintah Majapahit tidak mencampuri urusan internal daerah tersebut.

Majapahit hanya mewajibkan daerah bawahannya untuk menyampaikan upeti atau uang takluk.

Menurut laporan penelitian Sejarah Maritim Indonesia oleh Safri Burhanuddin, Majapahit sangat total menjaga wilayah kekuasaannya.

Ketika bagian Barat Kalimantan pada tahun 1369 Masehi dikacaukan oleh bajak laut dari Sulu, Filipina, yang dibantu oleh Tiongkok, segera armada Majapahit muncul di lautan Tiongkok Selatan, sehingga daerah tersebut terhindar dari pengacau.

Pada tahun 1370 Masehi, tiga orang raja di Nusantara berusaha melepaskan diri dari Majapahit.

Mereka mengirimkan utusan sendiri ke Tiongkok, akibatnya Majapahit mengirimkan armada dan pada tahun 1377 raja-raja tersebut dibinasakan.

Sartika Intaning Pradhani dalam Lembar Sejarah menulis, efektivitas penguasaan Majapahit terhadap wilayah maritimnya tidak dapat dilepaskan dari duo kepemimpinan raja dan patihnya, Raja Hayam Wuruk dan Patih Gadjah Mada.

Baca Juga: Bagaimana Peranan Sriwijaya dan Majapahit dalam Proses Integrasi Antarpulau pada Masa Hindu-Buddha? Ini Penjelasannya