Find Us On Social Media :

Rahasia Besar CIA Terungkap, Begini Cara Mata-Mata Elit Amerika Serikat Ini Dilatih Untuk Perang

By Afif Khoirul M, Minggu, 6 November 2022 | 13:47 WIB

Ilustrasi - Foto sekelompok agen SAD (CIA) yang diduga menyusup pada perang di Afghanistan.

"Selama bertahun-tahun, itu juga berfungsi sebagai tempat pelatihan untuk DEA (Administrasi Penegakan Narkoba AS), FBI, Dinas Rahasia, dan lembaga lainnya," imbuhnya.

Mantan agen CIA Robert Baer menulis dalam bukunya,"Kami meledakkan sebuah bus menggunakan tiga karung pupuk dan bahan bakar minyak untuk menciptakan sesuatu yang disebut ANFO (bahan bakar minyak amonium nitrat)."

"Lalu, menyebabkan lebih banyak kerusakan daripada C-4. Kami juga belajar cara membuat bahan peledak kuat yang disebut Metil nitrat," sambungnya.

"Bayangkan menggunakan setetes zat itu di palu, bisa membuat palu akan pecah menjadi dua. Di akhir pelatihan, kami diajari kursus lanjutan tentang kontraterorisme," katanya.

Pada bulan Juni 1961, hanya dua bulan setelah insiden Teluk Babi, Angkatan Laut AS mengumumkan pembukaan fasilitas baru di pangkalan Seamaster yang lama.

Pada saat itu, Camp Perry (pangkalan militer resmi) ditulis oleh wartawan dan veteran CIA tentang peran sebenarnya: sebagai kompleks pelatihan untuk perwira intelijen CIA yang baru.

Dengan codename ISOLATION, Camp Perry terletak di 4.856 hektar di komunitas intelijen dengan nama "The Farm" dan sampai hari ini tetap menjadi fasilitas pelatihan untuk CIA.

Tetapi pada tahun 1961, CIA telah menghancurkan sebagian besar Camp Perry dan memindahkannya ke Harvey Point.

Basis Harvey Point diberi nama kode ISOLATION TROPIC, tetapi sebagian besar agen yang telah dilatih di sana untuk menyebutnya "Point".

Para veteran Harvey Point sering berbicara tentang tindakan rahasia yang merupakan inti dari kebijakan luar negeri Amerika.

Seiring waktu, pasukan komando Amerika dan asing (dilatih di Harvey Point) telah bertempur di seluruh dunia, dari Kuba hingga Kongo, Nikaragua, dan baru-baru ini Afghanistan.

Menurut laporan baru-baru ini oleh Boston Globe, SAD (pasukan paramiliter CIA) telah memimpin perang di Afghanistan.

Pasukan yang terdiri dari 50 perwira paramiliter, tepatnya, memasuki Afghanistan pada 27 September 2001, dan diikuti 100 lainnya.

Komando CIA akan mengidentifikasi target melalui drone Predator CIA dan menembakkan rudal bertarget laser ke para pemimpin al-Qaeda.

Baca Juga: Mengenang 20 Tahun Bom Bali, Inilah Sosok Osama Bin Laden Indonesia Teroris yang Dibekuk CIA