Find Us On Social Media :

Meski 'Memelihara' Gundik Tetap Perjaka, Istimewanya Raja di Jawa

By Muflika Nur Fuaddah, Jumat, 21 Oktober 2022 | 15:00 WIB

(Ilustrasi) Raja di Jawa yang menjabat telah mempunyai beberapa gundik atau selir namun masih dikatakan perjaka

Intisari-Online.com - Hal yang lumrah pada era peradaban kuno bagi para penguasa dan elite masyarakat untuk memiliki gundik atau selir.

Tujuan memiliki gundik atau selir yakni untuk meningkatkan prestise pria, salah satunya melalui kemampuannya untuk menghasilkan anak.

Meski begitu, kepemilikan akan gundik juga kesempatan tak terbatas untuk memanjakan hasrat seksual mereka.

Perlu Anda ketahui bahwa meski raja di Jawa yang menjabat punya beberapa selir, mereka masih dikatakan perjaka, karena status selir hanya sebagai istri ampeyan atau hanya berkedudukan di bawah permaisuri.

Status istri selir raja yang diposisikan sebagai istri ampeyan, tidak menutup kemungkinan bahwa keturunannya kelakakan dapat menggantikan posisi raja, asalkan sesuai dengan ketentuan yang sudah menjadi tradisi kerajaan.

Beberapa raja di Jawa yang mempunyai keturunan dariistri selir namun dapat memposisikan anak laki–lakinya sebagai penerus raja yang sedang berkuasa.

Permasalahan kedudukan sering terjadi di dalam kehidupan masyarakat yang menganut tradisi Jawa.

Hal itu dikarenakan hanya keturunan laki–laki yang dapat meneruskan kedudukan sebagai penerus raja.

Status ternyata tidak mengurangi rasa percaya diri bagi seorang wanita yang sudah dipilih raja untuk menjadi istri selir.

Suatu rasa bangga yang ditunjukkan seorang selir kepada beberapa istri raja yang resmi apabila bisa menemani raja pada waktu istirahat.

Dari gambaran nyata telah membuktikan bahwa kekuasaan raja sebagai senjata utama untuk mendapatkan segalanya.

Sebab terdapat suatu pendapat yang menyatakan, bahwa konsep lelaki ideal dalam imajinasi Jawa harus memiliki benggol (uang) dan bonggol (kejantanan seksual).