Kenekatan Muji berikutnya, membuka masker oksigen, kacamata, dan sarung tangan serta mengenakan baret merah. Tindakan itu sebetulnya amat berbahaya karena oksigen amat tipis dan suhu yang jauh di bawah titik beku.
Alasan Muji, "Saya ingin punya bukti dokumentasi gambar jelas. Jangan sampai sudah mempertaruhkan nyawa, nanti buktinya disangsikan.
Pokoknya, saya ingin tampang saya jelas saat difoto atau direkam video."
Sedikit demi sedikit, Muji mulai mendekati titik tripod tempat bendera ditancapkan. Hanya satu meter sebelumnya, "Mendadak pinggang saya nyeri karena kurang minum."
"Tapi syukurlah, saya masih punya kekuatan menancapkan bendera," cerita Muji yang langsung menangis terharu.
Menurut Muji, dirinya terpilih sebagai anggota tim karena kondisi fisiknya yang prima. Bujangan asal Malang (Jatim) ini juga kerap menjuarai lomba lari araton, nasional maupun internasional.
"Sebagai anak petani di desa, naik turun gunung sudah biasa saya lakukan waktu kecil. Bahkan saya berangkat ke sekolah dengan berlari," kenang Muji yang bercita-cita mengulang pendakian dari jalur Utara.
Baca Juga: Inilah Sosok Wanita Gurunya Para Gundik Kaisar China Zhu Changshu
(*)