Untuk membuktikan itu semua, akhirnya pada 18 Februari 1978, di pulau Kailua-Kona, Hawai’i, dilangsungkanlah lomba triathlon pertama, untuk membuktikan siapa atlet terkuat diantara cabang olah raga lari, renang dan bersepeda.
Pada lomba Ironman pertama peserta harus berenang sejauh 3.86 kilometer, bersepeda sejauh 180.25 kilometer, dan lari marathon 42.20 kilometer.
Pada ajang Ironman pertama, hanya 15 atlet yang ikut berkompetisi, dengan 12 diantaranya berhasil menembus garis finish.
Gordon Haller menjadi manusia pertama yang mendapatkan titel sang "manusia besi" dengan catatan waktu 11 jam, 46 menit dan 58 detik.
Pada pelaksanaan Ironman kedua pada tahun 1979, Lyn Lemaire menjadi satu-satunya peserta wanita yang ikut, dan disebut-sebut sebagai Ironman wanita pertama.
Bayar Royalti ke Marvel Entertainment
Kesamaan nama dan penyebutan “Iron Man” dan “Ironman” mengharuskan pengelola World Triathlon Corporation (WTC) sebagai pelaksana event “membayar” royalti kepada pihak Marvel Entertainment.
Alasannya nama Iron Man, yang merupakan tokoh super hero ciptaan Stan Lee, lebih dulu muncul pada tahun 1963. Sedangkan triathlon dengan nama Ironman, baru diselenggarakan pada tahun 1978 atau 15 tahun kemudian.
Kedua belah pihak, WTC dan Marvel Entertainment juga sepakat adanya perbedaan dalam penulisan, yaitu "Iron Man" dan "Ironman" agar tidak membingungkan atau saling tertukar dalam penggunaanya.
Sementara itu WTC sebagai penyelenggara Ironman triathlon menegaskan pembayaran royalti kepada Marvel Entertainment bukanlah sebagai hal yang utama dalam kerjasama kedua belah pihak.
Triathlon Ironman70.3 Lombok
Direktur Eksekutif Ironman70.3 Lombok Arie Sukirno menyebut ada sekitar 500 peserta yang akan berkompetisi memperebutkan gelar "manusia besi" pada 8 Oktober nanti.
Sementara itu, Asisten Deputi Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenko PMK, Gatot Hendrarto, berharap acara ini tidak hanya menjadi event olahraga, tetapi juga memberikan dampak positif untuk masyarakat Lombok
"Ini bukan semata-mata olahraga, tetapi event pariwisata yang dapat membangkitkan ekonomi Indonesia lebih baik. Paduan sport dan tourism merupakan dualisme yang punya beberapa efek luar biasa dalam rangka bangkit lebih kuat dari pandemi," jelas Gatot Hendrarto.