Find Us On Social Media :

Mengalir Darah Wanita Kalimantan dalam Leluhur Orang Madagaskar, Jadi Gundik?

By Muflika Nur Fuaddah, Selasa, 27 September 2022 | 17:23 WIB

Ilustrasi kapal

Intisari-Online.com - Tahukah Anda bahwa ternyata ada darah nusantara mengalir dalam bangsa leluhur orang Madagaskar.

Relief perahu bercadik ganda di Candi Borobudur menggambarkan perdagangan laut antarbangsa sebelum zaman pertengahan.

Di perahu-perahu yang berasal dari kepulauan Asia Tenggara, terdapat bilik-bilik bagi perempuan.

Hal itu sekaligus mengungkap bahwa dalam darah leluhur orang Madagaskar mengalir darah perempuan Kalimantan.

Penelitian lembaga mikrobiologi Eijkman, Jakarta, telah mengonfirmasi adanya leluhur-leluhur perempuan dari orang Madagaskar yang berasal dari Banjar, Kalimantan Selatan.

Perkawinan antara perempuan yang berasal dari salah satu wilayah bawahan Kedatuan Sriwijaya dengan laki-laki Madagaskar ini terjadi pada sekitar abad 9 hingga 11 masehi.

Bagi orang awam, miniatur perahu ini mungkin dianggap sama dengan perahu-perahu China, Persia, atau Mediterania yang sezamannya.

Namun, ada satu hal yang membuat perbedaan mendasar.

Perbedaan itu adalah adanya bilik-bilik bagi perempuan.

Model miniatur perahu ini juga bisa dilihat di Museum Angkut, Malang, Jawa Timur.

Samudera sebagai penghubung perdagangan antara bangsa telah berkembang bahkan sejak sebelum abad pertengahan.

Fenomena ini oleh Jared Diamond, seorang peneliti dan penulis sejarah peradaban manusia, disebut sebagai "fakta tunggal paling memukau dari geografi manusia".

Pelaut-pelaut tangguh dari Iberia tidak diperbolehkan membawa perempuan di dalam perahunya.

Hal itu lantaran "berbahaya" bagi pelayaran.

Namun, pelaut-pelaut Nusantara malah membuat perahu-perahunya lebih besar dan lebih luas.

Tujuannya adalah untuk membuat bilik-bilik bagi perempuan.

Namun, bisa saja perempuan-perempuan itu menjadi teman atau gundik dalam perjalanan.

Yang jelas, perempuan itu menjadi bagian dari misi perdagangan dan diplomasi.

Baca Juga: Tak Keturutan 'Peluk' Gundik, Benda Ini Jadi 'Penghangat' Serdadu Belanda Kesepian

(*)