Find Us On Social Media :

Tak Keturutan 'Peluk' Gundik, Benda Ini Jadi 'Penghangat' Serdadu Belanda Kesepian

By Muflika Nur Fuaddah, Senin, 26 September 2022 | 08:00 WIB

(Ilustrasi) Gundik dan Lahirnya Bantal Guling - Tentara Belanda sedang Memeriksa Surat-surat Perempuan Jawa

Intisari-Online.com - Gundik atau sistem pergundikan merupakan praktik yang kompleks di China Kuno.

Di peradaban tersebut para gundik diberi peringkat sesuai dengan tingkat kaisar dengan mereka.

Namun tak hanya terjadi di China Kuno, praktik memiliki gundik juga terjadi di Hindia Belanda, yakni Indonesia masa pemerintahan kolonial.

Gundik yang kemudian disebut Nyai bisa dimaksudkan sebagai istri tak resmi, perempuan simpanan, atau perempuan yang difungsikan sebagai pelepasan nafsu birahi oleh para serdadu Belanda.

Meski begitu, konon ada juga serdadu Belanda yang tidak bisa memiliki gundik.

Hal itu lantaran, sebagian dari mereka yang pelit atau tidak memiliki uang untuk memiliki gundik atau menyewa pekerja seks.

Lucunya hal itu disebut-sebut sebagai salah satu alasan terciptanya bantal guling yang tidak ada di negara-negara lain

Mengutip Kompas.com, mengenai keberadaan guling yang tidak ada di negara-negara lain, disinggung dalam buku "Jejak Langkah" (1985) karya Pramoedya Ananta Toer.

Tertulis dalam buku tersebut percakapan mahasiswa STOVIA yang membicarakan kehidupan Eropa mengenai guling.

Disebut bahwa guling tidak ditemukan di negara-negara lain di dunia.

Salah satu kisah asal-usul bantal guling di Indonesia mengatakan bahwa awalnya bantal guling dibuat para penjajah Belanda untuk difungsikan mengantikam istri mereka.