Skandalnya Pecah di Halaman Surat Kabar Inggris, Raja Edward VIII pun Turun Takhta, Ini Kisahnya!

K. Tatik Wardayati

Penulis

Intisari-Online.com – Setelah memerintah kurang dari setahun, Edward VIII menjadi Raja Inggris pertama yang secara sukarela turun takhta.

Dia memilih untuk turun takhta setelah pemerintah Inggris, publik, dan Gereja Inggris mengutuk keputusannya untuk menikahi janda Amerika Wallis Warfield Simpson.

Pada malam 11 Desember 1936, dia memberikan pidato radio yang menjelaskan, “Saya merasa tidak mungkin untuk memikul tanggung jawab yang berat dan untuk melaksanakan tugas-tugas raja, seperti yang saya ingin lakukan, tanpa bantuan dan dukungan dari wanita yang saya cintai.”

Lalu pada 12 Desember, adik laki-lakinya, Adipati York, diproklamasikan sebagai Raja George VI.

Edward, lahir pada tahun 1896, merupakan putra tertua Raja George V, yang menjadi penguasa Inggris pada tahun 1910.

Masih belum menikah saat mendekati ulang tahunnya yang ke-40, meski dia bersosialisasi dengan masyarakat London yang modis saat itu.

Pada tahun 1934, dia jatuh cinta dengan sosialita Amerika Wallis Warfield Simpson, yang menikah dengan Ernest Simpson, seorang pengusaha Inggris-Amerika, yang keduanya tinggal di dekat London.

Wallis, lahir di Pennsylvania, sebelumnya pernah menikah dan menceraikan seorang pilot Angkatan Laut AS.

Sayangnya, keluarga kerajaan tidak menyetujui wanita itu menjadi Nyonya Edward, karena sudah menikah.

Tetapi pada tahun 1936 sang Pangeran berniat menikahi Ny. Simpson.

Sebelum Edwad mendiskusikan niatnya ini dengan ayahnya, George VI meninggal pada Januari 1936, dan Edward diproklamirkan sebagai raja.

Raja baru ini terbukti populer di kalangan rakyatnya, dan penobatannya dijadwalkan pada Mei 1937.

Perselingkuhannya dengan Nyonya Simpson dilaporkan di surat kabar Amerika dan Eropa kontinental, tetapi karena kesepakatan antara pers Inggris dan pemerintah, perselingkuhan itu dijauhkan dari surat kabar Inggris.

Pada 27 Oktober 1936, Ny. Simpson memperoleh dekrit pendahuluan perceraian, mungkin dengan maksud menikahi raja, yang memicu skandal besar.

Bagi Gereja Inggris dan sebagian besar politisi Inggris, melansir Sky History, seorang wanita Amerika yang bercerai dua kali tidak dapat diterima sebagai calon ratu Inggris.

Winston Churchill, yang saat itu menjadi backbencher Konservatif, adalah satu-satunya politisi terkemuka yang mendukung Edward.

Meskipun front tampaknya bersatu melawan dia, Edward tidak bisa dibujuk.

Dia mengusulkan pernikahan morganatik, di mana Wallis tidak akan diberikan hak pangkat atau properti.

Tetapi pada 2 Desember, Perdana Menteri Stanley Baldwin menolak saran itu karena dianggap tidak praktis.

Dan keesokan harinya, skandal itu pecah di halaman depan surat kabar Inggris dan dibahas secara terbuka di Parlemen.

Tanpa resolusi yang mungkin, raja melepaskan takhta pada 10 Desember.

Keesokan paginya, Parlemen menyetujui instrumen turun takhta, dan pemerintahan Edward VIII berakhir.

Raja baru, George VI, menjadikan kakak laki-lakinya sebagai adipati Windsor.

Pada 3 Juni 1937, adipati Windsor dan Wallis Warfield menikah di Chateau de Cande di Lembah Loire Prancis.

Selama dua tahun berikutnya, sang duke dan duchess tinggal di Prancis tetapi mengunjungi negara-negara Eropa lainnya, termasuk Jerman, di mana sang duke dihormati oleh pejabat Nazi pada Oktober 1937 dan bertemu dengan Adolf Hitler.

Setelah pecah Perang Dunia II, sang duke menerima posisi sebagai petugas penghubung dengan Prancis.

Pada Juni 1940, Prancis jatuh ke tangan Nazi, Edward dan Wallis pun pergi ke Spanyol.

Selama periode ini, Nazi membuat skema untuk menculik Edward dengan tujuan mengembalikannya ke takhta Inggris sebagai raja boneka.

George VI, seperti perdana menterinya, Winston Churchill, sangat menentang perdamaian dengan Nazi Jerman.

Tidak menyadari penculikan Nazi, tetapi sadar akan simpati Nazi sebelum perang pada Edward, Churchill buru-buru menawarkan Edward jabatan gubernur Bahama di Hindia Barat.

Duke dan duchess berlayar dari Lisbon pada 1 Agustus 1940, nyaris lolos dari tim SS Nazi yang dikirim untuk menangkap mereka.

Pada tahun 1945, sang duke mengundurkan diri dari jabatannya, dan pasangan itu pindah kembali ke Prancis.

Mereka tinggal di Paris, dan Edward melakukan beberapa kunjungan ke Inggris, seperti menghadiri pemakaman Raja George VI pada tahun 1952, dan ibunya, Ratu Mary, pada tahun 1953.

Baru pada tahun 1967, duke dan duchess diundang oleh keluarga kerajaan untuk menghadiri upacara publik resmi, pembukaan plakat yang didedikasikan untuk Ratu Mary.

Edward meninggal di Paris pada tahun 1972, tetapi dimakamkan di Frogmore, di halaman Kastil Windsor.

Pada tahun 1986, Wallis meninggal dan dimakamkan di sisi Edward.

Baca Juga: Pangeran Harry Resmi 'Tinggalkan' Kerajaan Inggris, Sejarah Sebut Kemiripannya Dengan Edward VIII, 'Mantan' Pangeran yang Hidup Merana Setelah Meninggalkan Kerajaan Inggris Demi Janda Asal Amerika

Baca Juga: Skandal Berat Kerajaan Inggris: Kedekatan Tidak Normal Pangeran Andrew dengan Miliarder Pelaku Pelecehan Seksual, Rupanya Masih Tidak Sebanding Dengan Skandal Masa Jabata

Temukan sisi inspiratif Indonesia dengan mengungkap kembali kejeniusan Nusantara melalui topik histori, biografi dan tradisi yang hadir setiap bulannya melalui majalah Intisari. Cara berlangganan via https://bit.ly/MajalahIntisari

Artikel Terkait