Penulis
Skandal Berat Kerajaan Inggris: Kedekatan Tidak Normal Pangeran Andrew dengan Miliarder Pelaku Pelecehan Seksual, Rupanya Masih Tidak Sebanding Dengan Skandal Masa Jabatan Edward VIII Ini
Intisari-online.com -Sejak tahun lalu, Kerajaan Inggris diributkan dengan skandal Pangeran Andrew.
Ia telibat skandal karena berteman dengan miliarder pelaku pelecehan seksual, Jeffrey Epstein.
Namun, skandal memalukan itu masih tidak sebanding dengan skandal yang terjadi sebelum Raja George VI memerintah.
Natal tahun lalu cukup mengejutkan karena Kerajaan Inggris resmi 'mendepak' Pangeran Andrew (60) setelah ia tertangkap basah memiliki pertemanan dengan pelaku pelecehan seksual Jeffrey Epstein.
Jeffrey Epstein adalah mendiang pedofil miliarder, dan pada sebuah wawancara Pangeran Andrew justru gagal tunjukkan empatinya terhadap para korban Epstein.
Akhirnya setelah gelarnya ditarik, ia mengekspresikan empatinya terhadap para korban pelecehan Epstein dalam pengumumannya.
Dalam pernyataannya, Duke of York mengungkapkan ia telah mendapat izin Ratu untuk mundur dari kehidupan publik kerajaan untuk masa depan yang lebih baik.
Namun skandal itu belum sepenuhnya hilang sampai saat ini, karena tim FBI masih mencari jasad dari Epstein.
Masih ada kecurigaan jika Epstein mungkin masih hidup.
Pangeran Andrew mendapatkan gelar Duke of York oleh Ratu dalam pernikahannya pada tahun 1986.
Meski ia kemudian bekerja, ia tetap mempertahankan gelarnya sampai ia meninggal dunia.
Namun, banyak yang menanyakan apakah gelarnya akan dicabut dan diberikan kepada yang lebih pantas karena hubungannya dengan Epstein.
Perbandingan dengan skandal Edward VIII
Meski skandal ini cukup mengejutkan, skandal kerajaan Inggris terbesar yang sampai mengguncang Istana Windsor adalah penurunan tahta Edward VIII.
Terjadi pada tahun 1936, meski sejak itu kerajaan Inggris dipimpin oleh Raja George VI yang memang pantas untuk memimpin, tapi sisa skandal itu tetap ada.
Edward VIII melepas gelarnya Duke of Windsor setelah mundur dari posisinya sebagai raja, dan gelar itu kemudian tidak digunakan lagi.
Banyak yang berspekulasi apakah hal yang sama akan terjadi kepada gelar Pangeran Andrew.
Namun ahli kerajaan mengklaim tindakan Pangeran Andrew dan Edward VIII tidak dapat dibandingkan.
Ahli kerajaan Iain MacMarthanne mengatakan, "skandal kerajaan datang dan pergi, dan selama berabad-abad gelar itu dinodai oleh perilaku pemegang gelar sepanjang hidup mereka.
"Begitu pentingnya sejarah gelar seorang Duke of York, dan terlepas dari perilaku pemegang gelar tersebut, penggunaannya telah tunjukkan bahwa itu akan terus digunakan pada generasi berikutnya.
"Semua orang memperhatikan jika gelar lebih penting daripada yang memegang, dan tindakan tercela apapun di satu generasi tidak akan terulang di generasi selanjutnya."
Menurut MacMarthanne, 'matinya' gelar Duke of Windsor Edward VIII disebabkan kematiannya yang terjadi jauh sebelum penurunan tahta terjadi.
Ia katakan, "saat George VI mengangkat saudaranya kembali menjadi pewaris laki-laki meski ia telah mengundurkan dirinya pada tahun 1936, tidak diantisipasi akan ada anak-anak dari pernikahannya dengan Nyonya Simpson.
"Ekspektasi awal adalah gelar itu akan mati dengan Edward. Tidak ada garis paralel antara pandangan merendahkan penurunan tahta tahun 1936 dengan kejadian yang terjadi saat ini pada Duke of York."
Ia juga tambahkan, "Kerajaan Inggris telah selalu bertahan dan beradaptasi dalam keadaan era demi era, dan ini mungkin akan berdampak pada keputusan masa depan terkait penyerahan gelar Duke of York, atau gelar kerajaan lainnya.
"Gelar kerajaan datang dan pergi, di masa lalu mereka diam-diam pensiun atau dalam kasus lebih ekstrim, dihukum seperti yang tertulis dalam hukum Aksi Penghapusan Gelar 1917.
"Contohnya adalah gelar Duke of Albany, yang saat itu diberikan kepada anak kedua dari kerajaan Skotlandia, dan setelah penggabungan tahun 1603, saat James VI dari Skotlandia meneruskan tahta Inggris, ia sering bekerja sama dengan Duke of York."
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini