Find Us On Social Media :

10 Bukti Peninggalan Kerajaan Cirebon, Kerajaan Islam di Pulau Jawa Abad ke-15

By Muflika Nur Fuaddah, Kamis, 22 September 2022 | 10:00 WIB

Patung Macan Putih - Salah Satu Peninggalan Kerajaan Cirebon

Intisari-Online.com - Kira-kira, apa saja peninggalan Kerajaan Cirebon?

Peninggalan Kerajaan Cirebon menjadi bukti eksistensi kerajaan itu sendiri.

Sebelum mengetahui peninggalan Kerajaan Cirebon, Anda harus tahu bahwa kerajaan ini merupakan kerajaan Islam di Pulau Jawa yang berdiri antara abad ke-15 hingga abad ke-17.

Pada masanya, kerajaan ini pernah menjadi pangkalan penting dalam jalur perdagangan dan pelayaran.

Hal ini karena Kerajaan Cirebon terletak di pantai utara Jawa, antara perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Pendiri Kerajaan Cirebon adalah Raden Walangsungsang atau Pangeran Cakrabuana, putra Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pajajaran.

Pertumbuhan dan perkembangan pesat dialami kerajaan ini saat diperintah oleh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati (1479-1568 M).

Di bawah kekuasaannya, Kesultanan Cirebon mengalami pertumbuhan pesat di bidang agama, politik, maupun ekonomi.

Setelah lebih dari dua abad berdiri, Kerajaan Cirebon runtuh pada abad ke-17.

Melansir Sejarahlengkap.com, berikut beberapa peninggalan keraaan cirebon:

1. Keraton Keprabon

Peninggalan Kerajaan Cirebon selanjutnya adalah keraton Keprabon.

Keraton Keprabon adalah sebuah tempat pembelajaran yang didirikan putera mahkota Kesultanan Kanoman yang merupakan pembagian dari Kesultanan Cirebon, Pangeran Raja Adipati Keprabon memilih untuk mendalami ilmu keagamaanya di agama islam.

Akan tetapi Keprabon bukanlah Keraton atau Kesultanan melainkan sebuah tempat yang dibangun oleh Pangeran Raja Adipati untuk mendalami agami islam seperti Thareqat.

Keprabon tidak mempunyai keraton melainkan hanya rumah-rumah biasa.

Akan tetapi Keprabon tetap mempunyai bau peninggalan sejarah dari Kesultanan Cirebon meskipun sedikit.

2. Keraton Kasepuhan Cirebon

Keraton Kasepuhan Cirebon atau Keraton Pakungwati, dibangun oleh Pangeran Cakrabuana atau sering dikenal dengan sebutan Mbah Kuwu Cerbon pada tahun 1430.

Berselang waktu kemudian Pangeran Cakrabuana mengganti nama menjadi Keraton Pakungwati yang sebelumnya nama pertamanya yaitu Dalem Agung Pakungwati, dikarenakan Pangeran Cakrabuana mempunyai kasih sayang terhadap putrinya yang bernama Ratu Ayu Pakungwati.

Keraton Kasepuhan Cirebon juga termasuk kerajaan islam tertua di Cirebon.

Keraton Kasepuhan merupakan bangunan bersejarah Kesultanan Cirebon yang masih terawat dengan baik, dan bangunan Keraton Kasepuhan Cirebon tersebut menghadap ke posisi utara , dikarenakan itu termasuk ciri khas bangunan keratin yang selalu menghadap utara dan didekatnya ada masjid

3. Keraton Kanoman

Keraton Kanoman didirikan oleh Pangeran Mohammad Badridin atau Pangeran Kertawijaya, Keraton Kanoman mempunyai luas sekitar 6 Hektar dan berlokasi di belakang pasar di Kraton ini merupakan tempat tinggal kesultanan ke-12 yaitu Sultan Muhammad Emiruddin beserta keluarganya.

Keraton Kanoman mempunyai komplek yang luas dan terdiri dari banyak bangunan kuno.

Di keraton ini terdapat dua kereta yang disimpan dan merupakan peninggalan kuno dari Kesultanan Cirebon yaitu kereta Paksi Naga Liman dan Kereta Jempana.

Kesultanan Kanoman merupakan pembagian dari Kesultanan Cirebon, yang dibagi kepada putera Pangeran Girilaya yaitu Pangeran Raja Kartawijaya.

4. Bangunan Mande Pengiring

Bangunan Mande Pengiri yaitu bangunan yang terdapat di dalam keraton Kasepuhan yang dulunya juga dibangun oleh Sunan Gunung Jati dan bangunan tersebut digunakan untuk tempat bersantai atau duduk bagi pengiring sultan.

Kenapa bangunan tersebut dipanggil dengan nama Mande Pengiring sesuai dengan fungsi bangunan tersebut.

Bangunan ini merupakan salah satu bangunan dari 5 bangunan mande lainnya seperti Mande Malang Semirang , Mande Pandawa Lima , Mande Semar Tinandu , Mande Karesmen , Mande Pengiring itu sendiri.

Mande – mande tersebut digunakan kesultanan sesuai dengan kegunaannya masing – masing untuk melambangkan bagaimana kasultanan itu berkuasa.

5. Keraton Kacirebon

Keraton Kacirebon dibangun pada tahun 1800 Masehi, bangunan ini digunakan untuk menyimpan barang-barang peninggalan pada jaman terdahulu yaitu seperti keris, wayang, alat musik gamelan, dan alat-alat perang lainnya.

Keraton Kacirebon berada di wilayah kelurahan Pulasaren Kecamatan Pekalipan di Kota Cirebon, dan terletak di sebelah barat daya dari Keraton Kasepuhan dan selatan dari Keraton Kanoman.

Bangunan ini mempunyai panjang yang sangat besar dan memanjang ke arah selatan dengan luas tanah 46.500 m persegi.

6. Makam Sunan Gunung Jati

Makam Sunan Gunung Jati terletak di Cireban tepatnya disebuah bukit kecil yang sering dikenal dengan Gunung Sembung, kompleks pemakaman ini terletak berada di lintasan Cirebon – Indramayu.

Sebagai salah seorang wali penyebar agama Islam, makam Sunan Gunung Jati ini selalu dipadati oleh pengunjung dari berbagai daerah bahkan ada yang dari luar negeri demi berziarah ke makam salah satu wali penyebar islam ini.

 7. Kereta Singa Barong Kasepuhan

Kereta Singa Barong Kasepuhan merupakan karya Panembahan Losari yaitu merupakan cucu Sunan Gunung Jati, yang dibuat pada tahun 1549.

Depan kereta Singa Barong berbentuk belalai gajah yang melambangkan persahabatan Kesultanan Cirebon dengan negara India , dan yang berkepala naga melambangkan persahabatan dengan negara Tiongkok , serta yang bersaya dan berbadan Buroq melambangkan persahabatan dengan negara Mesir.

Senjata Trisula pada belalai gajah mempunyai lambang mengenai ketajaman cipta, rasa, dan karsa manusia.

8. Alun-alun Sangkala Buana atau Saptonan

Alun-alun Sangkala Buana merupakan salah satu peninggalan Kesultanan Cirebon dimana tempat itu sering dipakai untuk acara resmi Keraton, dan Sultan Cirebon biasanya menyaksikan dari tempat duduknya di Mande Malang Semirang yang berada di kompleks Siti Inggil.

9. Patung Macan Putih

2 Buah Patung Macan Putih merupakan peninggalan Kesultanan Cirebon dan Kasepuhan, dan patung ini berlokasi didepan keraton-keraton yang terdapat di Cirebon terutama Keraton Kasepuhan.

Arti dari Patung Macan Putih tersebut yaitu melambangkan keluarga besar Pajajaran yang merupakan keturunan Maharaja Prabu Siliwangi.

Masyarakat sekarang lebih menganggap 2 patung tersebut sebagai penjaga suatu tempat yang berbau sakral atau mistis.

Akan tetapi sebenarnya fungsi dari patung tersebut pada jaman dahulu hanya digunakan sebagai lambang keluarga atau keturunan Prabu Siliwangi saja.

 10. Masjid Sang Cipta Rasa

Masjid Agung Sang Cipta Rasa merupakan masjid tertua di Cirebon, yaitu dibangun pada tahun 1840 M .

Nama masjid ini diambil dari kata “sang” yang berarti keagungan, “cipta” yang berarti dibangun,dan “rasa” yang berarti digunakan.

Konon , masjid ini dibangun dengan melibatkan 500 orang yang didatangkan dari Majapahit, Demak, dan Cirebon.

Baca Juga: 4 Bukti Peninggalan Kerajaan Ternate, Simak Selengkapnya Berikut Ini

(*)