Jiajing dikenal sebagai kaisar brutal yang juga mencoba-coba Taoisme hingga alkimia untuk mendapatkan ramuan keabadian yang legendaris.
Kekejaman Jiajing dan pencariannya akan ramuan kehidupan abadi bahkan memicu Plot Renyin.
Plot Renyin
Plot Renyin terjadi pada tahun 1542, dan melibatkan 16 wanita istana atau gundik yang mencoba mengambil nyawa Jiajing.
Nama plot ini berasal dari tahun renyin, yaitu tahun ke-39 dalam siklus sexageary yang digunakan di China dan peradaban Asia Timur lainnya.
Menurut beberapa sumber, untuk mencari ramuan keabadian kaisar juga mengumpulkan darah menstruasi perawan perempuan dan menggunakannya untuk membuat zat yang disebut 'timbal merah', yang ia konsumsi.
Banyak gadis berusia 13-14 tahun 'dipelihara' untuk diperah guna ramuan keji ini.
Para gadis-gadis ini hanya diberi makan daun murbei dan air hujan, karena Kaisar percaya ini dapat menjaga kemurnian zatnya.
Para wanita muda dipukuli, kelaparan dan jika mereka jatuh sakit mereka dibuang.
Para gundik atau selir-selirnya ini dipukuli dengan kejam agar tunduk sehingga mereka secara pasif memenuhi setiap keinginan seksualnya.
Ke-16 wanita istana tersebut mulai beraksi pada malam hari saat kaisar sedang di kamar selir favoritnya, Permaisuri Duan (dikenal juga sebagai Lady Cao).
Setelah selir itu mundur bersama para pelayannya, kaisar ditinggalkan sendirian, dan para wanita istana mengambil kesempatan untuk menyerang.