"Tentu saja, saya tidak akan memberi tahu Anda," kata Presiden Biden seperti dilansir dari express.co.uk pada Senin (19/9/2022).
"Itu akan menjadi konsekuensial."
"Tergantung pada sejauh mana apa yang mereka lakukan akan menentukan respons apa yang akan terjadi."
Vladimir Putin telah menempatkan pasukan nuklir Rusia dalam siaga "khusus" setelah invasi ke Ukraina pada Februari 2022 kemarin.
Selama ini, dia hanya mengeluarkan ancaman nuklir ke Barat, hingga memicu ketakutan di seluruh dunia bahwa ia bisa siap untuk meluncurkan senjata nuklir ke musuh Rusia.
Dalam pidatonya pada 24 Februari 2022, Putin merujuk pada persenjataan nuklir Rusia dan memperingatkan kekuatan asing bahwa setiap upaya untuk ikut campur akan mendapat konsekuensi yang belum pernah terjadi dalam sejarah.
Namun bertentangan dengan pernyataannya sebelumnya, Presiden Rusia itu mengatakan pada awal Agustus bahwa tidak akan ada pemenang dalam perang nuklir dan perang semacam itu tidak boleh dinyalakan.
Dalam sebuah surat kepada peserta konferensi tentang perjanjian non-proliferasi nuklir (NPT), Putin mengatakan: "Kami melanjutkan dari fakta bahwa tidak ada pemenang dalam perang nuklir dan itu tidak boleh dilepaskan."
"Dan kami berdiri untuk kesetaraan dan keamanan yang tak terpisahkan bagi semua anggota komunitas dunia."
Saat ini, AS masih menjadi negara militer terkuat di dunia. Hanya jumlah senjata nuklir mereka yang kalah dari Rusia.
Di mana Rusia diperkirakan memiliki sekitar 6.000 hulu ledak, menurut Federasi Ilmuwan Amerika.