‘Il Mirisho’, Ritual Inisiasi Kedewasaan Anak Laki-laki Suku Maasai Kenya, Susu dan Bir Disemprotkan pada Mereka Setelah Habiskan Malam di Semak Belukar yang Kering

K. Tatik Wardayati

Penulis

‘Il Mirisho’, Ritual Inisiasi Kedewasaan Anak Laki-laki Suku Maasai Kenya

Intisari-Online.com – Ribuan anak laki-laki Kenya mendapat berkah berupa susu dan bir yang disemprotkan pada mereka.

Itu dilakukan sebagai bagian dari upacara iniasi kedewasaan komunitas suku Maasai yang langka, untuk menandai mereka beranjak ke masa dewasa awal.

Acara yang penuh warna ini terjadi di Kabupaten Kajiado, di Great Rift Valley negara itu.

Terjadi hanya setiap lima hingga sepuluh tahun untuk anak laki-laki berusia sembilan dan lima belas tahun.

Dalam tradisi suku Maasai, ‘pengaturan usia’ anak laki-laki sangat penting.

Setelah menghabiskan malam sebelumnya di hutan semak belukar yang kering, anak laki-laki suku Maasai disambut bak pahlawan dengan beberapa putaran nyanyian dan teriakan slogan untuk meningkatkan moral mereka saat mereka menari sambil menyodorkan tongkat di udara.

Semua anak laki-laki mengecat kepala mereka dengan oker, pigmen merah tua yang terbuat dari tanah liat.

Para inisiat yang dipilih untuk menjadi pemimpin masa depan dari kelompok usia tersebut ditandai dengan pola cat putih yang rumit di wajah dan tubuh mereka.

Tubuh mereka terbungkus dengan manik-manik warna-warni yang serasi dengan gelang mereka.

Para pemuda itu juga mengenakan selimut merah tradisional dan sandal hitam yang terbuat dari ban.

“Upacara ini disebut ‘Il Mirisho’ yang berarti orang yang telah menang, dalam lima tahun mereka semua akan disunat dan diakui sebagai moran,” kata tetua masyarakat Ole Sakaya Matini.

Secara tradisional, moran adalah kelas prajurit Maasai yang terdiri dari pemuda pemberani dan kuat yang membela masyarakat.

Ritual ini diselenggarakan oleh para tetua dari daerah Matapato tempat anak laki-laki itu berasal, melansir Reuters.

Untuk menandai kesempatan itu, seekor banteng besar dikorbankan dan dagingnya dipanggang dan memberi makan ribuan pelayan.

Organ-orang banteng itu kemudian digunakan untuk memberikan berkah ritual.

Para sesepuh meletakkan cincin yang terbuat dari kulit banteng di jari anak laki-laki, yang juga diolesi minyak.

Di bagian terakhir ritual, para tetua menyemprotkan kombinasi susu-bir ke anak-anak lain sebagai berkah lain.

Menurut Matini, salah seorang sesepuh, ini merupakan upacara pertama untuk memberi nama kelompok usia mereka, dan sekarang mereka diakui serta memiliki identitas sebagai kelompok usia.

Nama yang dipilih untuk kelompok ini, katanya, adalah ‘Ilmeniri’, yang berarti ‘orang yang menang’ atau ‘orang yang tidak bisa dikalahkan’.

Baca Juga: Ritual ‘Pertumpahan Darah’ Suku Sambia di Papua Nugini, Peralihan Seorang Anak Laki-laki Menuju Kedewasaan yang Paling ‘Gila’ di Dunia, Termasuk Minum ‘Susu Pria’ Ini

Baca Juga: Ritual Menghitamkan Gigi Suku Tradisional Vietnam, Ritual Kedewasaan dan Siap Menikah, Tidak Boleh Makan Makanan Padat dan Hanya Minum dari Sedotan Saat Upacara, Ini yang Para Gadis Rasakan Kemudian

Temukan sisi inspiratif Indonesia dengan mengungkap kembali kejeniusan Nusantara melalui topik histori, biografi dan tradisi yang hadir setiap bulannya melalui majalah Intisari. Cara berlangganan via https://bit.ly/MajalahIntisari

Artikel Terkait