Find Us On Social Media :

Polisi Saja Ketakutan Hingga Tak Ada Penyidik yang Berani Periksa Ferdy Sambo, Terungkap Ini 'Kesaktian' Mantan Kadiv Propam Itu, yang Bisa Membuat Polisi 'Nakal' Rela Dipecat Setelah Melindunginya

By Afif Khoirul M, Kamis, 8 September 2022 | 12:10 WIB

Kebohongan demi kebohongan Ferdy Sambo dalam kasus kematian Brigadir J akhirnya terbongkar.

Intisari-online.com - Meski kini dirinya memiliki status tersangka dalam kasus pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Ferdy Sambo ternyata sempat menjadi momok yang menakutkan bagi segelintir polisi.

Hal ini terungkap, setelah pengakuan Kapolri Jenderal Sigit Listyo yang beri buka-bukaan soal situasi ini.

Mengutip dari Tribunnews, Ferdy Sambo dianggap memiliki kekuatan yang bisa membuat polisi ketakutan.

Bahkan, penyidik yang memeriksanya juga sempat mengalami ketakutan.

Ini disebabkan, oleh jabatan yang sempat diembannya sebagai Kadiv Propam yang memiliki pengaruh besar di tubuh kepolisian.

Dia adalah polisi yang bisa mengadili polisi 'nakal'.

Pengaruhnya tersebut, membuat banyak penyidik ketakutan dengan Ferdy Sambo.

Pada awal kasusnya, banyak polisi yang tidak berani memeriksanya, sehingga Listyo membentuk Tim Khusus untuk menangani pembunuhan Brigadir J.

Namun, karena pengaruhnya yang kuat banyak oknum polisi yang mengikuti skenario Ferdy Sambo, bahkan nekat menghalangi penyelidikan.

Beberapa di antaranya dipecat dari kepolisian karena melanggar kode etik korps Bhayangkara.

Tak hanya itu Listyo menemukan adanya upaya Ferdy Sambo menggunakan kekuatannnya untuk mempengaruhi bawahannya.

Baca Juga: Pantas Bikin Barat Panas Dingin, Sampai Media Inggris Sebut Perang Dunia III, China dan Rusia Mendadak Kerahkan 50.000 Tentara Bersama dengan Ribuan Senjata Siap Tempur, Ada Apa ?

Listyo menemukan adanya upaya untuk membuat skenario yang dirancang untuk disampaikan orang-orang yang punya pengaruh.

Sejumlah penyidik dibuat ketakutan, dengan pengaruh besar Ferdy Sambo.

Karena siapa saja yang mencoba membongkar kasus itu, akan berhadapan langsung dengan Ferdy Sambo.

"Penyidik pun sempat takut saat itu. Karena ada bahasa-bahasa bahwa mereka semua akan berhadapan dengan yang bersangkutan (Ferdy Sambo)," katanya.

Dalam keterangan lain oleh pengamat kepolisian, Bambang Rukminto, dikutip dari KompasTV, Rabu (7/9).

Pengaruh Ferdy Sambo juga mengakar sampai ke daerah-daerah.

"Hanya problemnya, Ferdy Sambo bukan serta merta menjadi Kadiv Propam, dia mempunyai proses panjang dan pengaruh yang mengakar ke daerah-daerah," katanya.

Sebagai seorang Kadiv Propam, dia bisa merekomendasikan seseorang masuk sekolah atau pendidikan, memiliki karier, atau menjabat jabatan yang basah.

"Itu menjadi tarik ulur Ferdy Sambo, dengan jaringannya, kalau ini dijadikan momentum bersih-bersih internal, mereka harus dievaluasi ulang," katanya.

Menurut Bambang, mereka yang dimaksud di sini adalah semua jaringan Ferdy Sambo.

Pengeruh kuat Ferdy Sambo membuat kasus ini mengalami kesulitan pada awal penyelidikannya, karena pengaruh kuat dirinya.

Mengutip Kompas TV, penyidik awalnya ketakutan karena mereka diancam akan berhadapan dengan Ferdy Sambo jika menyelidiki kasus ini.

Hingga akhirnya, proses mulai berjalan lancar, setelah itu ada 25 orang termasuk FS dinonaktifkan diganti dengan pejabat baru.

Alhasil, kejanggalan masalah mulai terungkap, ini menjadi awal Richard Eliezer mau membuka fakta sebenarnya di balik penembakan tersebut.