Bagaimana Proses Berdirinya Kerajaan Mataram? Secara Singkat, Ini Jawabannya!

K. Tatik Wardayati

Penulis

Bagaimana proses berdirinya Kerajaan Mataram? Secara singkat, ini jawabannya.

Intisari-Online.comBagaimana proses berdirinya kerajaan Mataram, secara singkat inilah jawabannya.

Kerajaan Mataram merupakan kerajaan besar di Jawa yang berlangsung dari akhir abad ke-16 hingga abad ke-18.

Masa itu adalah ketika Belanda berkuasa di Indonesia.

Kerajaan Mataram pada awalnya merupakan vasal Pajang, namun menjadi kuat di bawah Senapati (yang kemudian dikenal sebagai Adiwijoyo), yang mengalahkan Pajang dan menjadi raja pertama Mataram.

Senapati berusaha menyatukan Jawa bagian timur dan tengah tanpa banyak hasil.

Proses berdirinya kerajaan Mataram, di bawah Sultan Agung, yang kemudian berkuasa pada tahun 1613, ketika Belanda memasuki wilayah itu, Mataram mampu memperluas wilayahnya hingga mencakup sebagian besar Jawa.

Setelah merebut beberapa kota pelabuhan di utara Jawa, khususnya Surabaya dan Madura, Sultan Agung berusaha merebut Batavia dari Kompeni Hindia Belanda.

Dia melancarkan dua serangan yang gagal, satu pada tahun 1628, dan yang lain pada tahun 1629.

Sultan Agung juga melancarkan ‘perang suci’ melawan Bali dan melawan Blambangan di ujung timur Jawa.

Dia kemudian berkonsentrasi pada pengembangan internal kerajaan Mataram.

Dia memindahkan penduduk Jawa Tengah ke Krawang, Jawa Barat yang lebih sedikit penduduknya dan mendorong perdagangan antarpulau.

Dia juga mengadaptasi Islam dengan tradisi Hindu-Jawa dan memperkenalkan kalender baru pada tahun 1633 berdasarkan praktik Islam dan Jawa.

Kesenian pada masa pemerintahan Sultan Agung merupakan campuran unsur Islam dan Hindu-Jawa.

Sayangnya, Mataram mulai menurun setelah mangkatnya Sultan Agung (1645).

Dan pada pertengahan abad ke-18, kehilangan kekuasaan dan wilayah kepada Perusahan Hindia Timur Belanda.

Itu telah menjadi negara bawahan pada tahun 1749.

Perang sukses terjadi di Mataram, yang mengakibatkan pembagian wilayah timur dan barat pada tahun 1755 dengan Perjanjian Giyanti.

Dalam perjanjian tersebut, Kesultanan mataram dibagi menjadi dua kekuasaan, yaitu Nagari Kasultanan Ngayogyakartar dan Nagari Kasunanan Surakarta.

Kasultanan Ngayogyakarta diserahkan kepada Hamengku Buwono I, sementara Kasunanan Surakarta dipimpin oleh Pakubuwono III.

Baca Juga: 6 Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno, Termasuk Prasasti yang Menceritakan Asal-usul Balaputra Dewa

Baca Juga: 8 Peninggalan Kerajaan Mataram Islam yang Berkuasa Antara Abad ke-16 hingga ke-18, Apa Saja?

Temukan sisi inspiratif Indonesia dengan mengungkap kembali kejeniusan Nusantara melalui topik histori, biografi dan tradisi yang hadir setiap bulannya melalui majalah Intisari. Cara berlangganan via https://bit.ly/MajalahIntisari

Artikel Terkait