Festival Pagoda Phaung Daw Oo, Ritual Tahunan Myanmar, Perarakan Empat Patung Buddha ke Desa-desa Kecil di Sekitar Danau Inle untuk Diberi Penghormatan Masyarakat

K. Tatik Wardayati

Penulis

Festival tahunan Pagoda Phaung Daw Oo yang diadakan setiap bulan September atau Oktober di Myanmar.

Intisari-Online.comFestival tahunan Pagoda Phaung Daw Oo atau Pagoda Phaung Daw U, di Danau Inle adalah yang terbesar di Myanmar.

Dirayakan selama hampir tiga minggu setiap bulan Oktober, festival ini dihadiri oleh keragaman suku bukit dari seluruh wilayah.

Dari dataran, pegunungan, dan dari desa-desa kecil terpencil, semua orang di sini mendapatkan jasa dan menikmati perayaan.

Seperti kebanyakan kehidupan di Danau Inle, festival ini adalah festival yang terikat air.

Dari salah satu kuil paling terkenl di Myanmar, Pagoda Paung Daw U di Danau Inle, lima patung Buddha suci kecil yang setahun sekali secara seremonial didayung di sekitar Danau dengan tongkang warna-warni ditemani oleh banyak perahu lain dengan pendayung kaki.

Meskipun ada lima patung Buddha di pagoda, namun hanya empat Patung Buddha yang dibawa dengan kapal tongkang kerajaan dan dibawa ke sekitar 14 desa di Danau ini.

Pernah kejadian, tongkang terbalik dan Buddha kelima hampir hilang dan entah bagaimana, muncul kembali secara misterius di pagoda.

Pemandangan empat patung Buddha suci yang didayung di sekitar danau di atas tongkang emas berkilauan yang ditarik oleh ratusan pendayung kaki denga sampan panjang dengan latar belakang pemandanan Inle yang menakjubkan merupakan hal yang tak terlupakan.

Selama festival, setiap desa menyambut empat Buddha dengan meriah, merayakan setiap momen persinggahan tongkang satu malam.

Tarian Shan dan seni bela diri di setiap perahu menjadi upacara khusus.

Lomba dayung merupakan puncak dari festival ini dengan tim yang mewakili berbagai desa di sekitar danau menggunakan keterampilan dan kekuatan mereka untuk memenangkan perlombaan yang dapat disaksikan dari dekat.

Festival Pagoda Phaung Daw U tahuna dilakukan pada bulan Oktober diadakan dari hari pertama bulan lilin hingga hari ke-3 setelah bulan pertama Thadingyut, bulan ke-7 dalam kaldender tradisinal Myanmar, yang jatuh setiap tahun pada bulan September dan Oktober.

Setiap tahun, selama bulan Myanmar Thadingyut, dari September hingga Oktober, festival pagoda 18 hari diladakan, di mana empat patung Buddha ditempatkan pada replika tongkang kerajaan yang dirancang sebgai burung hintha dan dibawa ke seluruh Danau Inle.

Satu gambaran Buddha selalu ditinggal di kuil.

Tongkang yang didekorasi dengan rumit ditarik oleh beberapa perahu pendayung kaki yang mendayungn serempak, dan perahu pengiring lainnya, membuat prosesi yang mengesankan di atas air.

Tongkang yang bergerak dari desa ke desa di sepanjang tepi danau itu berputar searah jarum jam, dan empat Buddha itu berada di biara utama di setiap desa untuk malam itu.

Puncak festival adalah pada hari ketikga gambar tiba di kota utama Nyaung Shwe, ketika sebagian besar peziarah dari daerah sekitarnya datang untuk memberi penghormatan.

Di masa lalu, Saopha of Yawnghwe secara pribadi akan menyambung gambar-gambar Buddha tersebut.

Patung Buddha diambil dari tongkang dan prosesi besar membawanya ke istana, memasuki ruang doa dari pintu masuk timur, lalu di tempat itu akan tinggal selama beberapa jam.

Masyarakat diizinkan masuk ke dalam aula untuk memberikan penghormatan.

Kemudian patung Buddha akan dibawa ke kuil utama di Nyaung Shwe.

Sejak pertengahan tahun 1960-an, patung-patung Buddha itu telah melewati kunjungan ke haw dan dibawang langsung ke kuil.

Sekarang biasanya disambut di Nyaung Shwe oleh beberapa pejabat tinggi di pemerintahan.

Baca Juga: Festival Monlam Agung, Biara Labuleng, Tibet Timur, Ketika Para Biksu Lakukan Ritual Duduk Tanpa Ekspresi Meski Diterpa Badai Salju untuk Usir Roh-roh Jahat dan Demi Kebaikan Umat

Baca Juga: Ritual Bishwa Ijtema di Bangladesh; Jutaan Muslim dari 150 Negara Bergabung Bersama dalam Doa untuk Kesejahteraan Spiritual dan Umat, Penuhi Gerbong Kereta untuk Sampai Tempat Festival

Temukan sisi inspiratif Indonesia dengan mengungkap kembali kejeniusan Nusantara melalui topik histori, biografi dan tradisi yang hadir setiap bulannya melalui majalah Intisari. Cara berlangganan via https://bit.ly/MajalahIntisari

Artikel Terkait