Penulis
Intisari-Online.com - Berdasarkan Global Firepower 2022, Rusia menempati peringkat ke-2 sebagai negara militer terkuat di dunia.
Sebagai salah satu negara militer terkuat di dunia, Rusia punya banyak keuntungan dalam militer.
Salah satunya adalah jumlah tentara Rusia yang aktif mencapai 900 ribu pasukan pada 2021.
Oleh karenanya, ketika invasi Rusia ke Ukraina terjadi pada 24 Februari 2022 kemarin, banyak yang berpikir Ukraina akan kalah.
Sebab tentara aktif Ukraina hanya berjumlah 209 ribu pasukan saja.
Akan tetapi, hampir 7 bulan invasi Rusia ke Ukraina terjadi, Presiden Rusia Vladimir Putin telah mendapat pukulan yang mengejutkan.
Dilansir dariexpress.co.uk pada Jumat (2/9/2022),Presiden Rusia Vladimir Putin disebutkan telah menderita kerugian besar di Ukraina.
Hal itu disampaikan diungkapkan oleh Dr John Callahan, mantan diplomat dan pejabat Departemen Luar Negeri, yang bekerja sebagai analis militer di New England College di AS.
Menurut Dr John Callahan, lebih dari 48.000 personel militer Rusia telah tewas di Ukraina.
Data itu berdasarkan data dari Angkatan Bersenjata Ukraina pada hari Kamis kemarin.
Moskow semdiri belum memperbarui angka kematiannya sendiri sebanyak 1.351 tentara dari Maret 2022.
Sementara AS memperkirakan bahwa hingga 80.000 orang Rusia mungkin telah terbunuh.
Saat perang berkecamuk, pasukan Putin telah didorong mundur oleh militer Ukraina mereka di wilayah selatan Kherson yang sebelumnya dikuasai Rusia.
Padahal sebelumnya Putin mengatakan ingin perang Rusia dan Ukraina ini berakhir dalam tiga hari.
Jadi menurutnya, Presiden Rusia itu telah lengah dalam perang kali ini.
“Saya pikir skala kerugian Rusia secara mengejutkan lebih dari yang mereka harapkan," ungkapDr John Callahan.
“Mereka mengira perang itu akan menjadihanya dalamtiga hari. "
“Mereka ingin terlihat sangat kuat dan terus bergerak maju."
“Tapi faktanya Ukraina berhasilmenyebabkan banyak kerusakankepada Rusia."
Meski begitu, Ukraina juga tidak langsungjadi pemenang dalam perang kali.
Sebab meskipun Ukraina mendapatkan kembali beberapa wilayah yang dipegang oleh Rusia, berapa tepatnya masih belum jelas.
TapiKementerian Pertahanan Inggris mengkonfirmasi bahwa pasukan Ukraina telah membuat kemajuan.
“Pasukan lapis baja Ukraina terus menyerang Pasukan Pengelompokan Selatan Rusia di beberapa sumbu di selatan negara itu sejak Senin kemarin."
“Formasi Ukraina telah mendorong garis depan mundur agak jauh di beberapa tempat, mengeksploitasi pertahanan Rusia yang relatif tipis.”
Meskipun tentara Rusia dilaporkan menderita kerugian besar, Putin tidak dapat menarik banyak tentara untuk menggantikan mereka.
Dr Callahan menjelaskan bahwa membawa rekrutan baru Rusia dalam skala besar dapat semakin membahayakan ekonomi Rusia, yang telah terpukul oleh sanksi Barat.