Sempat Disebut Deolipa Yumara Punya 'Hubungan Terlarang' dengan Putri Candrawathi, Terkuak Ini Alasan Kuat Ma'ruf 'Kepergok' di Dalam Kamar Putri Candrawathi, Rupanya Ini Yang Dilakukannya

Afif Khoirul M

Penulis

Peran Kuat Maruf dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir J.

Intisari-online.com - Mantan Pengacara Bharada E, Deolipa Yumara ikut angkat bicara mengenai kasus pembunuhan Brigadir J.

Bahkan ia membongkar beberapa poin, yang sempat dituturkan mantan kliennya kepada publik.

Menurut Deolipa, Brigadir J hanya menjadi korban, dari Kuat Ma'ruf dan Putri Candrawathi.

Bahkan, dalam tayangan TV One, Deolipa bongkar bahwa Kuat sedang berhubungan badan dengan Putri Candrawathi, kemudian ketahuan Brigadir J.

"Kuwat dan Putri, ketahuan 'making love' oleh Yosua," katanya.

Makanya, Yosua dikejar oleh Kuat dan Putri dan merancang skenario untuk membuat Ferdy Sambo, marah dengan memfitnah bahwa Brigadir J melakukan pelecehan padanya.

Informasi tersebut, didapat dari mantan kliennya Bharada E yang mengatakan pada Deolipa Yumara.

"Eliezer bilang, saya curiga bang itu si Kuwata ada main dengan Putri, 'oh pantes' begitu jawaban Deolipa, menyebut Yosua yang dikorbankan," katanya.

Namun, jika merujuk pada proses rekonstruksi memang ada degan Kuat berada di kamar Putri Candrawathi.

Kuat saat itu sedang berada di kamarPutri Candrawathi, namun bersama Ferdy Sambo.

Adegan ini pun langsung dibongkar oleh Ketua Komisi Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Ahmad Taufan Damanik yang mengungkap peristiwa sebenarnya.

Menurut Taufan, yang dilakukan Kuat Ma'ruf menemui Putri Candrawathi di kamarnya untuk bertanya apa yang terjadi dan dialami oleh Putri Candrawathi.

Baca Juga: Banyak yang Protes Karena Disebut Tak Sesui Fakta, Mahfud MD Malah Sebut Rekonstruksi Pembunuhan Brigadir J Sudah Sesuai Hukum, Terungkap Ini Kuncinya !

Hal itu, dilakukan Kuat Ma'ruf setelah Brigadir J turun dari lantai atas.

Menurutnya, Kuat menemui Putri untuk diperintahkan menginformasikan peristiwa dugaan pelecehan seksual kepada suaminya Ferdy Sambo.

"Dalam pengakuan yang mereka berikan, setelah Brigadir J turun, Kuat menemui Putri Candrawathi, dan tanya apa yang terjadi," kata Taufan.

"Kemudian dia diminta melakukan sesuatu, termasuk menemui suaminya. Kemudian memanggil lagi almarhum Yosua untuk naik ke atas," paparnya.

Taufan mengatakan, Kuat sempat marah pada Brigadir J ketika itu, bahkan sempat mengancam Brigadir J dengan pisau.

"Kalau dilihat dari kontruksi, Kuat mengancam dengan pisau, kan dia marah," katanya.

Hal ini juga dibenarkan oleh Kuat ketika merekonstruksikan agedan pembunuhan tersebut.

Seperti diketahui, Timsus Polri telah menyelesaikan rekonstruksi pembunuhan Brigadir J di TKP, dua rumah Ferdy Sambo.

Proses Rekonstruksi tersebut berlangsung selama 7,5 jam mulai pukul 09.00 pada Selasa (30/8).

Total ada 78 adegan dalam rekonstruksi tersebut, dimulai dari rumah Ferdy Sambo di Magelang, hingga di Kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Artikel Terkait