Find Us On Social Media :

Berusia Lebih dari 900 Tahun, Misteri Yahudi Ashkenazi yang Ditemukan di Pemakaman Massal Abad Pertengahan di Inggris, Terpecahkan!

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 31 Agustus 2022 | 12:30 WIB

Kerangka Yahudi Ashkenazi yang ditemukan di Inggris, dengan teknologi DNA modern dapat terpecahkan.

Kemungkinan besar karena mereka diendapkan dengan kepala terlebih dahulu tak lama setelah kematian.

Penyelidikan arkeologis melaporkan enam orang dewasa dan 11 anak-anak berada di lokasi pemakaman yang tidak biasa.

Temuan ini juga mengisyaratkan kemungkinan kematian massal itu karena kelaparan, penyakit, atau pembunuhan.

Penanggalan radiokarbon dari sisa-sisa kerangka itu menempatkan kematian mereka sekitar akhir abad ke-12 hingga awal abad ke-13.

Sekitar-sekitar abad itu adalah periode dengan wabah kekerasan antisemit yang terdokumentasi dengan baik di Inggris, yang membuat para peneliti mempertimbangkan permainan curang.

Maka untuk menyatukan kehidupan masa lalu individu dari sisa kerangka itu, tim arkeolog menggali DNA enam kerangka dari sumur dengan menggunakan teknologi baru yang memecahkan kode jutaan fragmen DNA sekaligus.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang-orang tesrebut hampir pasti adalah orang Yahudi Ashkenazi.

Di antara sisa kerangka yang ditemukan, empat mayat terkait erat, termasuk tiga saudara kandung, anak berusia lima hingga 10 tahun, 10 hingga 15 tahun, dan seorang dewasa muda.

Analisis DNA  juga menyimpulkan ciri-ciri fisik anak laki-laki berusia nol sampai tiga tahun termasuk mata biru dan rambut merah.

Fitur yang terakhir ini terkait dengan stereotip sejarah Yahudi Eropa.

"Cukup mengejutkan bahwa sisa-sisa yang awalnya tidak teridentifikasi mengisi kesenjangan sejarah tentang kapan komunitas Yahudi tertentu pertama kali terbentuk dan asal usul beberapa kelainan genetik," kata ahli genetika evolusioner dan rekan penulis Mark Thomas dari University College London, melansir Ancient Pages.

"Tidak ada yang menganalisis DNA kuno Yahudi sebelumnya karena larangan mengganggu kuburan Yahudi. Namun, kami tidak mengetahuinya sampai setelah melakukan analisis genetik."