Penulis
Intisari-online.com - Nama Ferdy Sambo kini tengah menjadi sorotan publik setelah terungkapnya kasus pembunuhan Brigadir J.
Ferdy Sambo, terungkap menjadi sosok yang melakukan pembunuhan terencana tersebut, hingga akhirnya kini dijadikan tersangka.
Sementara itu jika menilik ke belakang, rupanya Ferdy Sambo sebenarnya bukan sosok polisi sembarangan.
Ia sebelumnya menjabat sebagai Kepala Divisi Propam Polri.
Divisi ini bertanggung jawab untuk menjaga kedisiplinan anggota polisi.
Bahkan, dia disebut tak segan mencopot anggota Polri yang terbukti mencoreng kehormatan institusi Polri.
Selain itu, menurut KompasTV, Sambo juga tercatat pernah tangani beberapa kasus besar, dengan pengalaman di bidang reserse dan menghadapi pelaku kriminal di tubuh Polri.
Karier Ferdy Sambo melesat, menjadi Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Barat.
Salah satu kasus besar yang pernah ditangani Sambo adalah kasus teror bom Sarinah, dan Kasus Kopi Sianida 2016.
Keberhasilan Sambo mengungkap kasus ini membawa Ferdy Sambo masuk jajaran Bareskrim Polri.
Kemudian, pada tahun 2016 Ferdy Sambo dilantik menjadi Kasubdit Tiga Dittipidum Bareskrim Polri.
Tiga tahun kemudian, Ferdy Sambo dipercaya sebagai Dirtipidum Bareskrim Polri.
Saat menjabat sebagai Dirtipidum, Ferdy Sambo memimpin pengungkapan kasus kebakaran Kejaksaan Agung pada 22 Agustus 2020.
Kasus kebakaran ini bersamaan dengan penangangan kasus buron Djoko Tjandra yang melibatkan 2 jenderal polisi.
Keprofesionalan Ferdy Sambo saat menangani kasus besar ini, membawa Ferdy Sambo dipercaya menjadi kepala Divisi Propam Polri.
Pencapaian terbesar karirnya adalah menjadi periwira termuda yang bergelar jenderal bintang dua pada usia 47 tahun.
Dia mendapat pengakuan sebagai jenderal bintang 2 pada 16 November 2020, kemudian menjabat sebagai Kadiv Propam Polri.
Punya karir cemerlang dan metereng lantas mengapa Ferdy Sambo justru nekat lakukan skenario pembunuhan yang membuat nasibnya redup 180 derajat dari karirnya?
Menurut Kepala Pusat Kajian Keamanan Nasional Universitas Bhayangkara Hermawan Sulistyo menduga karena hal ini terkait harga diri Ferdy Sambo sebagai laki-laki dan perwira tinggi.
"Karena ini menyangkut harga diri laki-laki, harga diri perwira tinggi," kata Hermawan.
Sementara Ketua Indonesia Police Watch atau IPW, Sugeng Teguh Santoso, mengungkap setidaknya ada 5 motif pembunuhan tersebut.
Dia menyebutkana da 4 motif yang di ungkapkannya, namun tak menjelaskan secara detailnya.
4 motif tersebut, di antaranya adalah terkait masalah seksual, kemudian 1 lainnya berkaitan dengan masalah perjudian.
"IPW mendapatkan 5 isu, dan 4 isu tersebut berkaitan dengan masalah seksual," ungkap Sugeng, dikutip melalui tayangan Apa Kabar Indonesia Pagi, tvOne.
Menurutnya, ada 4 motif dan 3 motif sudah disebutkan Mahfud MD, 1 satu motifnya terkait dengan seksual, namun dijelaskan ini tidak dibukan karena tentang aib.
Sugeng menjelaskan, bahwa masalah seksual dan wanita kerap terjadi di pimpinan Polri.