Dijuluki 'Wanita Jerapah', Inilah Potret Wanita-wanita Suku Kayan yang Memakai Cincin Leher Sejak Usia 5 Tahun

Mentari DP

Penulis

Wanita-wanita suku Kayan.

Intisari-Online.com - Para penduduksuku Kayan sangat mudah dikenali.

Ini karena suku Kayan memiliki ciri-ciri yang unik.

Selain dari bentuk pakaian mereka, wanita-wanita suku Kayan terkenal dengan memakai cincin leher.

Di manacincin leher itu membuat leher merekatampak memajang.

Karena para wanita suku Kayan memakai cincin leher ini, maka mereka dikenal sebagai“wanita jerapah” oleh turis.

Selain di leher, cincin juga terkadang dipasang di tangan atau di kaki.

Dilansir darithevintagenews.com pada Sabtu (6/8/2022), anak perempuan pertama kali mulai memakai cincin leher ketika mereka berusia sekitar 5 tahun.

Selama bertahun-tahun, jumlahnya mulai bertambah.

Karena berat dan jumlahnya terus bertambah, maka cincin inimendorong tulang selangka ke bawah dan menekan tulang rusuk.

Leher itu sendiri tidak diperpanjang. Namun penampilan leher yang diregangkan diciptakan oleh deformasi klavikula.

Ada banyak penyebab mengapa cincin itu dipakai leher.

Salah satunya diduga cincin itumelindungi wanita dari menjadi budak dengan membuat mereka kurang menarik bagi suku lain.

Jugaada teori bahwa gulungan berasal dari keinginan untuk terlihat lebih menarik dengan melebih-lebihkan dimorfisme seksual.

Ini karena wanita memiliki leher yang lebih ramping daripada pria.

Ada juga yang berpendapat bahwacincin leher itu memberi kemiripan pada wanita dengan naga, tokoh penting dalam cerita rakyat Kayan.

Cincin leher itu jugamungkin dimaksudkan untuk melindungi dari gigitan harimau, mungkin secara harfiah, tetapi mungkin secara simbolis.

Wanita Kayan, ketika ditanya, mengakui ide-ide ini, dan sering mengatakan bahwa tujuan mereka mengenakan cincin adalah identitas budaya (yang terkait dengan kecantikan).

Cincin leher itu sendiri jarang dilepas. Sebab pemasangan dan pelepasannya memerlukan prosedur yang panjang.

Biasanya cincin leher baru dilepas untuk diganti dengan koil baru atau yang lebih panjang.

Ada juga yang melepas cincin leher untuk pemeriksaan medis atau masalah kesehatan yang disebabkan oleh melemahnya otot-otot.

Sebab cincin leher itu juga menyebabkanarea leher dan tulang selangka sering menjadi memar dan berubah warna.

Kini pemerintah Myanmar mulaimengurangi tradisicincin leher.

Akibatnya, banyak wanita di Myanmar mulai melanggar tradisi, meskipun beberapa wanita yang lebih tua dan beberapa gadis yang lebih muda di desa-desa terpencil terus memakai cincin leher.

Baca Juga: Para Wanitanya Boleh Menikahi Semua Saudara Laki-lakinya, Beginilah Sejarah dan Budaya Unik Suku Toda

Artikel Terkait