Find Us On Social Media :

Lee Kuan Yew: Masa Muda yang Penuh Derita

By K. Tatik Wardayati, Senin, 23 Maret 2015 | 14:00 WIB

Lee Kuan Yew: Masa Muda yang Penuh Derita

Sebenarnya, keluarga kami sudah membangun lubang perlindungan di bawah tanah di Norfolk Road.. Di lubang yang dilapisi kayu itu ibu saya menyediakan beras, garam, kecap, ikan asin, makanan kaleng, susu kental manis dsb. untuk keperluan jangka panjang. Uang bukan masalah, sebab perusahaan minyak Shell Go memberi ayah saya gaji untuk beberapa bulan sekaligus ketika ia diperintahkan mengevakuasi depot minyak di Batu Pahat.

Militer mengambil alih sekolah kami tanggal 10 Februari dan dua hari kemudian unit MAS kami dibubarkan. Ketika bunyi tembakan makin mendekat, saya menyusul keluarga ke Teluk Kurau. Keesokan harinya saya bertemu tentara  Jepang di dekat kampung tempat saya dulu bermain.

Tubuh mereka pendek. Mereka menyandang bedil panjang dengan bayonet terhunus. Baunya bukan main. Pasti karena dua bulan bertempur di hutan-hutan Malaya sampai Singapura tanpa mandi dan mencuci pakaian.

Saya takut setengah mati, tetapi mereka tidak mempedulikan, sebab yang mereka cari adalah tentara. Kami segera menutup pintu-pintu dan jendela-jendela. Soalnya, kami dengar tentara Jepang menyiksa dan memperkosa penduduk di daratan Cina.

Tersiar kabar pasukan Inggris sudah menyerah. Keesokan harinya teman-teman yang kembali dari kota menceritakan bahwa rumah-rumah orang Eropa dijarah oleh supir dan tukang kebun mereka sendiri. Bagaimana nasib rumah kami?

Dengan izin ibu, saya mengajak, Teong Koo, menjenguk rumah. Kami berjalan kaki sekitar 12 km. Kami melihat penjarah-penjarah Cina dan Melayu sedang mengangkuti barang-barang jarahan mereka.

Pada awal kedatangannya, orang-orang Jepang pun menjarah. Mereka mengambili sepeda, tapi kemudian mereka cuma mengambil benda-benda kecil yang berharga, sebab benda-benda besar tidak bisa mereka bawa ke tujuan berikutnya yaitu Jawa..

--

Tulisan ini pernah dimuat di Intisari edisi Januari 1999 dalam rubrik Cukilan Buku, ditulis oleh Helen Ishwara, dengan judul asli Lee Kuan Yew Masa Mudanya Penuh Derita.