Find Us On Social Media :

Pantas Sampai Bikin Warganet Seantero Indonesia Lega Usai Identitasnya Terbongkar, Ketua RT dalam Kasus Polisi Tembak Polisi Ternyata Berani Ungkap 3 Kejanggalan Ini

By Mentari DP, Kamis, 14 Juli 2022 | 09:45 WIB

(kiri) Pernyataan Seno Sukarto, Ketua RT tempat di rumah Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo terkait kasus polisi tembak polisi.

Intisari-Online.com - Diduga ada banyak kejanggalan dalam kasus polisi tembak polisi antara Brigjen J dan Bharada E pada Jumat (8/7/2022).

Kejanggalan dalam kasus polisi tembak polisi itu disampaikan oleh Ketua RT 5 RW 1 Komplek Perumahan Polri, Duren Tiga, Seno Sukarto (84).

Bahkan Seno Sukarto mengaku kesal dengan para polisi itu.

Ini karena para polisi yang melakukan penyelidikan di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo itu tidak melakukan komunikasi dengannya.

Padahal sebagai Ketua RT, Seno Sukarto seharusnya dilibatkan dalam proses penyelidikan.

Apalagi Senon sendiri bukanlah orang sembarangan. Dia adalah seorang mayor jenderal purnawirawan bintang 2 polisi.

"Saya ini dianggap apa sih. Maaf saja saya ini Jenderal loh, meskipun RT," tegas Seno.

Dilansir dari tribunnews.com pada Kamis (14/7/2022), rupanya Seno juga mantan seorang polisi. Dia bergelar Irjen Pol (Purn) Seno Sukarto.

Semasa menjadi anggota polisi aktif, Seno pernah menjabat sebagai Kapolda Aceh dan Kapolda Sumatera Utara.

Malahan jabatan terakhir Seno adalah Asisten Kapolri Bidang Perencanaan Umum dan Anggaran (Asrena Kapolri).

Terkait kasus polisi tembak polisi itu, tidak heran Seno berani menyampaikan 3 kejanggaan ini. Apa saja?

Pertama, Seno Sukarto sama sekali tidak melihat proses evakuasi jenazah Brigadir J.

Bahkan dia juga tidak melihat adanya ambulans yang datang.

Untuk memperkuat dugaannya, Seno pun bertanya kepada satpam. Dan hasilnya sama.

Si satpam juga tidak melihat ambulans usai baku tembak di rumah dinas itu.

Kedua, soal CCTV.

Diketahui setiap sudut jalan di Kompleks Polri RT 5/RW 1 dipenuhi CCTV. Sebab ini bukanlah kompleks biasa.

Termasuk CCTV di pos sekuriti yang jaraknya tidak jauh dari rumah dinas Irjen Ferdy Sambo.

Namun anehnya, decoder CCTV yang ada di pos sekuriti tersebut diganti oleh sejumlah orang tak berseragam pada Sabtu kemarin, sehari setelah baku tembak terjadi.

Ketiga, jangankan soal ambulans dan CCTV, Seno mengaku sama sekali tidak menerima laporan soal baku tembak itu.

Dia memang sempat mendengar suara ledakan seperti petasan dalam durasi tidak lama.

Namun karena sedang ada perayaan Idul Adha, dia tidak terlalu memperhatikannya.

Padahal rumah dia hanya berjarak 30 meter dengan rumah dinas Kadiv Prompam tersebut.

"Jadi, saya tersinggung juga sama sekali enggak ada laporan. Kenapa tidak memberi tahu saya,” tutup Seno dengan nada kecewa. 

Baca Juga: 7 Peluru Bersarang di Tubuh Brigadir J Tapi Bharada E Tak Kena Satu pun Tembakan Meski Lawannya Seorang Sniper, Terkuak 2 Senjata yang Digunakan dalam Baku Tembak Jarak Pendek Itu