Penulis
Intisari-Online.com - Kasus polisi tembak polisi antaraBrigadir J danBharada E sedang menjadi perbincangan hangat.
Sebab ada banyak kejanggalan dalam kasus polisi tembak polisi tersebut.
Misalnya soal luka tembak yang menyebabkanBrigadir J atau BrigadirNopryansah Yosua Hutabarat tewas.
Dalam jumpa pers Mapolres Jaksel, Jalan Wijaya, Kebayoran Baru, Kapolres Metro Jakarta Selatan (Jaksel) Kombes Budhi Herdi menyampaikan hasil autopsi terhadap jenazahBrigadir J.
Dari hasil autopsi tersebut, ditemukan ada tujuh luka tembak masuk di tubuhBrigadir J.
Dari 7 luka tembak itu, 6 adalah luka tembak keluar. Sementara satuproyektil bersarang di dada.
Padahal kata ayah Brigadir J, anaknya adalah seorang sniper alias penembak jitu.
Memang apa senjata yang Brigadir J danBharada E gunakan?
Dilansir dariTribunnews.com dan Bangkapos.com pada Kamis (14/7/2022), rupanya baik Brigadir J danBharada E menggunakan dua senjata yang berbeda.
Brigadir J, yang katanya menembak terlebih dulu, menggunakan senjata api jenisHS-9.
SementaraBharada E, yang berhasil menembakBrigadir J hingga tewas, menggunakansenjata jenis Glock 17.
Dalam kejadian, polisi mengatakanBrigadir J menggunakan senjata jenis HS-9 denganmagazine maksimum 16 peluru.
Setelah diperiksa, hanya tersisa9 peluru yang ada dimagazine-nya.
Artinya Brigadir J menembakan 7 peluru saat insiden tersebut.
Sedangkan Bharada E menggunakan senjata jenis Glock 17 denganmagazine maksimum 17 butir peluru.
Tapi polisi menemukan hanya tersisa 12 peluru dalam senjata yang dia pegang.
Artinyaada 5 peluru yang dimuntahkan atau ditembakan.
Aksi tembak-tembakan itu terjadi dalam jarak dekat. Sekitar 5 sampai 10 meter.
NamunBharada E sama sekali tidak terkena tembakan. Sementara semua peluru mengenaiBrigadir J.
Apa perbedaan dua senjata itu?
MenurutKombes Budhi, kedua senjata yang digunakanBrigadir J danBharada E adalah senjata yang umum digunakan anggota Polri.
Untuk senjata jenisHS 9, ini merupakansenjata genggam semi otomatis buatan HS Produkt, Kroasia.
Tapi di Indonesia, senjata jenisHS 9 danHS 2000 umumnya dipakai olehjajaran Korps Brimob Polri.
Tujuannya untukmemperkuat unit khusus. Misalnya untuk tim anti teror CRT (crisis response team) dan unit GAG (Gerilya anti Gerilya).
Bisa diilang HS-9 adalah pistol semi otomatis denganstandard keamanan yang tinggi bagi pengguna dan orang di sekitarnya.
Sedangkanpistol Glock 17 juga menjadi senjata andalan Polri. Khususnya untuksatuan khusus Brimob dan Densus 88 Antiteror.
Ada beberapa keunggulanpistol Glock 17, di antaranya:
- pistol initahan panas hingga 200 derajat Celcius karena menggunakanbahan polimer.
- pada larasnya,pistol ini menggunakanpoligonal rifling yang baru danberbeda dengan alur konvensional.
Tidak heran, pistol ini mudah diakses dan cocok untukpenggunaan rapid shooting.