Find Us On Social Media :

Bikin Luhut Sampai Geram Sendiri, Padahal Indonesia Punya Lahan Sawit Terbesar di Dunia, Tapi Bisa Alami Kelangkaan Minyak, Bagaimana Malaysia yang Ikut Campur Soal Atur Harga Minyak di Indonesia?

By May N, Jumat, 8 Juli 2022 | 18:00 WIB

Luhut Binsar Pandjaitan.

Intisari - Online.com - Industri kelapa sawit Indonesia yang mana merupakan industri strategis kini tengah disorot lantaran kelangkaan serta tingginya harga minyak goreng sejak Februari lalu.

Pemerintah terus mengupayakan untuk menyelesaikannya dari hilir ke hulu.

Kelapa sawit menyerap lebih dari 16,4 juta tenaga kerja, dan menjadi penghasil ekspor terbesar.

Itu sebabnya, Presiden Joko Widodo memerintahkan diadakan audit terhadap tata kelola kelapa sawit sebagai bagian dari peningkatan tata kelolanya.

"Sebagai bagian dari peningkatan tata kelola industri sawit, presiden memerintahkan untuk dilakukan audit terhadap tata kelola yang berjalan saat ini. Pemerintah juga terus mengambil berbagai langkah untuk dapat mencapai target dari sisi hulu hingga hilir," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan di acara Penyerahan Data Perkebunan Sawit Kabupaten dalam rangka Audit Perkebunan Sawit Seluruh Indonesia, Kamis (7/7/2022).

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan pemerintah terus mengambil berbagai langkah guna mencapai target dari sisi hulu (perkebunan) sampai ke hilir (industri pengolahan kelapa sawit, oleochemical, biodiesel).

Hal ini akan membantu melengkapi data dan informasi, sehingga pembuatan kebijakan menjadi lebih akurat.

Situasi tekanan ekonomi dunia memperburuk kondisi, membuat peran kelapa sawit sangat besar baik dari sisi hulu maupun hilir.

Peran kelapa sawit bagi Indonesia antra lain penyumbang ekspor terbesar dan penerimaan negara, yaitu dari harga tandan buah segar (TBS) dan minyak goreng yang terjangkau, membantu menjaga tingkat konsumsi.

Luhut menyebut permasalahan masih terjadi di sisi hulu, sehingga realisasi ekspor masih membutuhkan waktu untuk kembali normal pasca larangan ekspor.

Namun, di awal Juli sudah terjadi percepatan realisasi ekspor mencapai 267.000 ton sehari.

Tidak diatur negara lain