Find Us On Social Media :

Kabar Kebangkrutan Negaranya Sempat Gemparkan Dunia, Presiden Sri Lanka Mendadak Telepon Presiden Rusia Vladimir Putin Untuk Minta Bantuan Ini

By Afif Khoirul M, Sabtu, 9 Juli 2022 | 06:55 WIB

(Ilustrasi) Sri Lanka yang Bangkrut

Artinya dalam 5 tahun ke depan, Sri Lanka harus membayar rata-rata lebih dari 5 miliar dollar AS/tahun (Rp74 triliun).

Jumlah ini terlalu banyak untuk ekonomi yang mengalami stagnasi seperti Sri Lanka.

Sri Lanka mengatakan siap untuk membeli bahan bakar murah dari Rusia untuk menghadapi krisis ekonomi yang parah.

Sejak Rusia meluncurkan kampanye militernya di Ukraina, harga bahan bakar global telah meroket.

Hal ini membuat krisis ekonomi di Sri Lanka semakin parah.

Negara saat ini tidak memiliki mata uang asing untuk mengimpor barang-barang penting seperti bahan bakar, obat-obatan, makanan, pupuk.

Pemerintah Sri Lanka telah meminta pekerja non-esensial untuk bekerja dari rumah untuk menghemat bahan bakar.

Krisis bahan bakar menyebabkan banyak warga Sri Lanka menunggu 5-7 hari untuk mendapatkan kesempatan mengisi bahan bakar.

Banyak protes dan bentrokan di pompa bensin terjadi, menyebabkan masyarakat Sri Lanka jatuh ke dalam ketidakstabilan.

Pemerintah Sri Lanka mencetak lebih banyak rupee (mata uang lokal Sri Lanka) untuk membayar pekerja.

Hal ini menyebabkan inflasi di Sri Lanka meningkat "berderap".

Pada tanggal (5/6), pemerintah Sri Lanka mengumumkan bahwa harga layanan transportasi di negara tersebut meningkat sebesar 128% dari bulan sebelumnya, sedangkan harga makanan meningkat sebesar 80%.