Penulis
Intisari-Online.com - Kasus virus corona di Indonesia mengalami kenaikan dari hari ke hari.
Peningkatan kasus virus corona di Indonesia itu terjadi pada bulan Juni 2022 ini.
Per Kamis (7/7/2022),Satgas Penanganan Covid-19 melaporkan ada 2.881 kasus virus corona hanya dalam satu hari.
Itu adalah jumlah kasus tertinggi dalam empat hari terakhir.
Sebelumnyajumlah kasus infeksi di Indonesia dilaporkan ada pada angka 2.743 kasus pada Rabu (6/7/2022), 2.577 kasus pada Selasa (5/7/2022), dan 1.434 kasus pada Senin (4/7/2022).
Apa penyebab meningkatkanya kasus virus corona di Indonesia?
Diketahui,Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum mencabut status pandemimeski beberapa negara melaporkan kurangnyakasus virus corona.
Sebab memang masih ada beberapa negara yang menghadapi kasus virus corona. Termasuk Indonesia.
Dilansir dari kompas.com pada Jumat (8/7/2022), menurut WHO, salah satu penyebab meningkatkan kasus virus corona di sejumlah negara adalah adanya keberadaansubvarian BA.4 dan BA.5.
Dan menurutMenteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, adanyasubvarian BA.4 dan BA.5 bisa membuat kasus di Indonesia semakin naik dari hari ke hari.
Kata Budi, konsepnya akan sama seperti gelombang kasusvarian Delta dan Omicron.
Namun tidak akan separah keduanya.
Lalu kapan puncakgelombang Covid-19 terkait subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 akan terjadi di Indonesia?
Budi menyampaikan bahwa prediksi puncak gelombang Covid-19terkait subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia akan terjadi padapertengahan Juli 2022.
"Kira-kira padapekan kedua atau ketiga bulan Juli mendatang," terang Budi.
Meski begitu, Budi meminta warga Indonesia untuk tidak panik. Sebab jumlah kasus kemungkinan tidak akan setinggi kasus-kasus sebelumnya.
Alasannya karena varianBA.4 dan B.5 ini butuh waktu kurang dari satu bulanuntuk sampai ke puncak.
Beda dengan varianOmicron yang butuh satu sampai satu setengah bulan.
Selain itu, sebagian masyarakat juga sudah mendapatkan dua dosis vaksin dan vaksin booster.
Sebagai perbandingan, Budi menyampaikan data di Afrika Selatan.
Padapuncak kasus Omicron, jumlah kasus mencapai 50.000 kasus.
Sementaraestimasi puncak kasus BA.4 dan B.5 hanya sekitar 16.000sampai 17.000 kasus.
Terakhir, jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit atau dilaporkan meninggal dunia tidak setinggi puncak varian Omicron. Apalagi varian Delta.