Find Us On Social Media :

Kebangkrutannya Makin Jelas, Sri Lanka Akan Berhenti Cetak Uang dengan Inflasi Mencapai Hampir 60 Persen, Warga Negara Itu Berbondong-bondong Lari Sebelum Makin Menderita

By May N, Rabu, 6 Juli 2022 | 09:41 WIB

Antrian warga Sri Lanka untuk membeli bahan bakar

Pihak berwenang telah menyiapkan sistem token, tetapi itu berarti orang harus berdiri dalam antrian panjang untuk mendapatkan token untuk mendapatkan tempat dalam antrian bahan bakar.

Bahkan token ini tidak menjamin akses ke bahan bakar.

''Butuh waktu hampir tiga hari untuk mengisi tangki mobil saya dengan bahan bakar. Saya harus mengantre untuk mendapatkan token dan kemudian mengantre lagi di antrian bahan bakar. Kami menggunakan cuti tahunan kami hanya untuk mengantre,'' kata Nirosh Vijay, presenter radio berusia 33 tahun dari Kolombo.

Di beberapa tempat, harga bahan bakar mencapai 1.500 rupee Sri Lanka (€4,05, $4,18) per liter untuk roda dua, 2.000 rupee per liter untuk becak roda tiga, dan 5.000 rupee per liter untuk kendaraan roda empat.

Ada juga pasar gelap untuk bahan bakar dengan harga yang lebih tinggi.

Tetapi orang-orang Sri Lanka yang putus asa akan bahan bakar bersedia membayar, bahkan dengan harga selangit.

''Orang-orang frustrasi dan berjuang dalam antrian. Banyak yang tidak mampu membeli makanan dan mereka berdiri dalam antrian sambil kelaparan. Kami terkadang berbagi makanan dengan orang-orang yang mengantri,'' kata Ruvini kepada DW.

Bahkan tenaga medis yang seharusnya diprioritaskan untuk BBM pun mengalami kendala.

''Sistemnya tidak teratur dan komunikasinya buruk. Petugas kesehatan hanya dialokasikan pada hari Jumat untuk memompa bensin dan bahkan dokter terkadang tidak bisa mendapatkan bahan bakar," kata Rajmohan Rajramanan, seorang dokter magang berusia 28 tahun di sebuah rumah sakit anak-anak besar di Kolombo.

“Antrian BBM untuk dokter hampir 2 kilometer dan butuh empat jam untuk mendapatkan bahan bakar. Kami juga harus menunggu sampai bahan bakar mencapai stasiun. Itu memakan waktu seharian. Karena kami dibutuhkan di rumah sakit, tidak semua orang bisa begitu saja. pergi dan menunggu dalam antrian,'' tambahnya.

Transportasi Terbatas dan Harga Naik

Angkutan umum juga telah dibatasi dan harga tiket bus telah meningkat secara eksponensial.