Find Us On Social Media :

30.000 Wanita Jadi Jugun Ianfu untuk Puaskan Hasrat Tentara Jepang, Gadis di Jambi Ini Justru Berhasil Lepas Lolos dari 'Neraka' karena Menyamar Jadi Lelaki

By Muflika Nur Fuaddah, Sabtu, 2 Juli 2022 | 20:15 WIB

Potret Rita la Fontaine de Clercq Zubli di buku memoarnya tentang masa pendudukan Jepang 1942-45.

Kedatangan bala tentara ini telah meresahkan warga Belanda dan keturunan Belanda yang menghuni kota-kota di Hindia Belanda.

Semua mengetahui bahwa para serdadu Jepang memiliki perempuan penghibur yang berasal dari warga lokal dari negara yang mereka duduki—jugun ianfu.

Para perempuan belia menjadi korban perang lantaran dipaksa melayani serdadu Jepang di rumah-rumah bordil.

Koevoets, seorang pastor Belanda, berkunjung ke rumah keluarga Rita.

Dia berbicara kepada orang tuanya dan menyarankan supaya gadis itu untuk mengubah penampilannya menjadi seorang lelaki.

“Wanita yang dicari tentara-tentara itu adalah gadis-gadis muda yang belum bisa melindungi dirinya,” ujar Koevoets kepada Rita.

“Kami ingin melindungimu dari tentara-tentara yang ingin memanfaatkan gadis-gadis bau kencur sepertimu.”

Akhirnya Rita menuruti keinginan sang pastor dan orang tuanya, meskipun dia belum memahami sepenuhnya tentang kengerian yang kelak dihadapi perempuan-perempuan di Hindia Belanda.

Tampaknya Pastor Koevoets sudah mempersiapkan semuanya, dia membawa sikat rambut, sisir, jepit, dan gunting.

Di teras rumahnya, Rita tampak tak terlalu gembira menghadapi gunting sang pastor yang menebas rambutnya.

“Aku akan kehilangan sesuatu yang berharga—rambut panjangku yang berwarna cokelat tua,” ungkap Rita dalam buku kenangannya.

Usai memangkas rambutnya, pastor itu memberikan beberapa setel kemeja anak lelaki, busana dalam, hingga sepatu kepada Rita.